Pengusaha Resah, Pramuwisata Banting Setir

Selasa 09-02-2021,15:43 WIB
Reporter : Y Samuel Laurens
Editor : Y Samuel Laurens

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Pelaku ekonomi kreatif (Ekraf) atau pengusaha di Kaltim mengadu ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltim.

Salah satunya ialah perwakilan dari Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Kaltim Rio Dharmawan. Dalam pertemuan itu, Rio Dharmawan membenarkan bahwa kebijakan itu sangat membingungkan.

"Tidak adanya sinkronisasi antara pemprov dan pemkot, jadi kita bingung harus membuka pusat perbelanjaan atau tidak," ungkapnya, Senin (8/2).

Dijelaskan Rio, seluruh pusat perbelanjaan sempat bimbang. Karena perbedaan pendapat dan penegasan tupoksi. Untuk tetap buka atau pun tutup. Namun, lantaran kebijakan menghentikan aktivitas di akhir pekan itu resmi dari gubernur, mereka pun memilih menutup operasional mal. Dikatakan Rio, selama dua hari tidak ada pemasukan apapun. "Stuck banget, ditanya grafis ya di bawah garisnya," celetuknya. Para pengusaha merasa gelisah. Pemasukan tidak ada. Dan mereka harus membayar sewa. Serta memberikan gaji kepada karyawan. "Jangan sampai ada PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Itu yang kita takutkan, dan sebisa mungkin kita hindari," jelasnya. Awang Jumri, ketua DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia Kaltim juga ikut memberikan tanggapan. Dirinya membenarkan program Kaltim Steril sangat berdampak kepada para pramuwisata di Bumi Etam. Awang membeberkan, banyak pramusaji yang berganti profesi. Mulai dari berjualan jangkrik keliling, pasrah dengan penghasilan dari main job yang didapatkan. Bahkan ada yang menjadi wartawan. "Semua mati, dan susah untuk tidak melakukan promosi secara besar-besaran, mengingat yang kami promosikan ialah pariwisata. Termasuk pusat perbelanjaan," tuturnya. Awang juga menginginkan adanya revisi dalam surat edaran. Yang kini sudah menjadi kebijakan. Baginya, beberapa pegangan bagi para pramuwisata, harus ditutup akibat pandemi. Dan kebijakan pemerintah harusnya bisa membantu para pelaku bisnis. Serta para pengusaha yang menggunakan jasa. "Kita tidak akan meminta lainnya, selain bantu kami juga untuk bangkit. Karena sebanyak 320 pramuwisata, rata-rata banting setir," sambungnya. (nad/eny)
Tags :
Kategori :

Terkait