Jalan Keluar Pelaku Wisata dari Pandemi

Sabtu 06-02-2021,17:07 WIB
Reporter : Y Samuel Laurens
Editor : Y Samuel Laurens

PPU, Nomorsatukaltim.com  – Semua sepakat. Pandemi memperlambat arus perekonomian masyarakat. Termasuk sektor pariwisata.

Semua pelaku yang berusaha di industri wisata beserta turunannya, tengkurap. Akibat pandemi, berbagai kebijakan darurat yang mesti diambil. Mereka nyaris mati. Untuk itulah Komunitas Jaringan Mitra Pariwisata (JMP) hadir. Syafruddin Pernyata yang membentuknya. Sebuah komunitas untuk menjadi penghubung antar pelaku usaha. Sudah sekira dua tahun ia purna tugas sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). Jabatan terakhirnya Kepala Dinas Pariwisata Kaltim. Bukan post power syndrome. Tapi dari situlah ia mampu menelisik lebih dalam soal sektor kepariwisataan. "Karena saya melihat, pada pelaku pariwisata, insan pariwisata sekarang ini lagi tersungkur. Mereka butuh pertolongan," ujarnya baru-baru ini. Es Pernyata, sapaannya, menjabarkan. Mulai dari industri yang paling terdampak yaitu biro perjalanan wisata. Dibatasinya kunjungan jelas membuat mereka tak lagi dapat pemasukan rutin. Mereka yang biasa membawa wisatawan dan menerima wisatawan. Ke dalam daerah maupun sebaliknya. "Sekarang lagi tidak dapat duit. Biasanya mereka jual tiket, karena orang jarang bepergian. Belum lagi sekarang banyak aplikasi online," sebutnya. Di bawahnya masih ada. Ada yang menyewakan kendaraan ikut terdampak pandemi. Pun para pramuwisata, pemandu atau guide. Mereka yang bekerja berdampingan dengan para agen travel. Kemudian usaha kuliner. Restoran dan rumah makan ikut sepi. Di samping karena dibatasi jam buka, pemasukan juga berkurang. Karena aktivitas masyarakat di luar juga sedikit. Ditambah traveler yang biasa mampir juga sirna. Yang terakhir, jelas tempat-tempat wisata. Kebijakan mengatakan mereka harus tutup. Meski sekarang sudah boleh buka dengan panduan khusus. Tapi terkini, usaha mereka masih jauh dari kata baik. "Bukan hanya pemilik usahanya saja. Di sana ada kedai-kedai, warung-warung kecil. Sekarang tersungkur semua akibat pandemi," sambung Pernyata. Ia sangat memaklumi situasi darurat yang memang harus diambil. Namun begitu, kehati-hatian dalam menyikapi pandemi tentu perlu. Jangan sampai, satu sisi keinginan menyelamatkan masyarakat agar tidak terpapar. Di sisi lain mereka mati kelaparan. "Untuk itulah JMP hadir. Ingin mendengarkan kawan-kawan pelaku wisata ini," imbuhnya. JMP terdiri dari insan pariwisata. Baik itu pelaku usaha, maupun masyarakat yang sadar wisata. Sama seperti komunitas pada umumnya. Mereka yang tergabung akan menjadi speaker. Penyambung keperluan setiap insan wisata. JMP di PPU sudah terbentuk. Puluhan insan pariwisata menyambut ide itu. Salah satunya Nur Ariyanti. Dia menuturkan kehadiran komunitas ini akan menjadi salah satu jalan keluar. Dari pahitnya situasi. "Menghidupkan pariwisata di PPU sama dengan meningkatkan kesejahteraan masyarakat PPU," ujarnya. Apalagi, di PPU masih banyak potensi kepariwisataan yang belum tergali. Jadi, JMP juga bisa menjadi ajang promosi. "Para pelaku pariwisata yang bersatu padu. Untuk meramaikan pesona wisata Indonesia. Khususnya mempromosikan potensi dan daya tarik wisata di IKN masa depan," tutup dia. (rsy/boy)
Tags :
Kategori :

Terkait