LOLOS

Sabtu 23-01-2021,10:05 WIB
Reporter : admin3 diskal
Editor : admin3 diskal

TANJUNG REDEB, DISWAY - Pengawasan pintu masuk jalur udara masih sangat lemah. Walaupun sudah cukup ketat terhadap pelaku perjalanan. Namun, nyatanya masih ada saja lolos terkonfirmasi positif COVID-19.

Seperti halnya salah satu pasien terkonfirmasi 14 Januari 2021, yang enggan disebutkan namanya. Perempuan asal Berau ini menceritakan, bahwa dirinya mengalami demam sejak di daerah keberangkatan pada 12 Januari. Yakni, Jogjakarta. Saat di Jogjakarta, Ia mencoba untuk menekan suhu tubuhnya dengan mengonsumsi obat sumagesic. "Saya sudah merasa tidak sehat saat di sana (Jogjakarta, Red.)," ujarnya kepada Disway Berau. Dikatakannya, saat pulang ke Berau, menggunakan rapid antigen yang saat itu digunakannya ke Bali. Dan itu diperbolehkan berangkat. Padahal rapid antigen itu telah habis masa berlakunya. "Jadi saya baru ngeh juga, ternyata rapid antigen saya sudah tidak berlaku," ungkapnya. Namun, dirinya mendapatkan kendala saat tiba di Balikpapan. Karena petugas kesehatan di Bandara Balikpapan, sadar akan kondisi rapid antigennya sudah habis masa berlakunya. Saat itu, dirinya diminta untuk melakukan rapid antigen ulang. Namun, waktu keberangkatan tersisa 20 menit saja. "Jadi saya ditahan di Balikpapan. Saya dibawa ke pemeriksaan antigen sama eHAC, dilolosin dikasih kebijakan satu hari," katanya. Setelah itu, dirinya lanjut boarding. Selama keberangkatan, Ia mengikuti ketentuan protokol kesehatan. Tidak beraktivitas makan dan minum, serta tidak mengobrol. Setibanya di Berau, Ia pun mengikuti ketentuan yang berlaku. Ia turun dari pesawat, mencuci tangan, dan mengukur suhu tubuh. Saat pengecekan suhu tubuh, kembali dalam masalah. Karena, thermogun yang digunakan petugas mendeteksi bahwa dirinya sedang demam tinggi. "Waktu itu suhu tubuh saya 38 derajat celcius. Tapi diminta tunggu sebentar pas diukur jadi 37 derajat. Nah itu saya dibolehkan masuk," jelasnya. Setelah diperbolehkan masuk ke Bandara Kalimarau, Ia langsung mengambil bagasi dan langsung keluar untuk menuju hotel. "Ia saya lansung karantina mandiri. Karena prosedur pelaku pejalanan kan memang seperti itu," tuturnya. Karena demam tak kunjung turun, Ia berinisiatif untuk melakukan rapid antigen di salah satu klinik di Berau. Dan benar saja, hasilnya menunjukan bahwa Ia positif Sars-Cov2. "Nah itu aku balik ke hotel lagi, untuk lanjut karantina mandiri. Karena disarankan untuk lanjut pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR) saya langsung ke RSUD dr Abdul Rivai untuk swab, dan hasilnya benar saya positif COVID-19," ungkapnya. Menyikapi hal itu, Kepala UPBU Kalimarau, Bambang Hartato mengatakan, pihaknya hanya sebagai penyedia. Tidak berwenang untuk melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap penumpang pesawat. "Itu domainnya Satgas COVID-19 dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)," ungkapnya. Dikatakannya, di Bandara Kalimarau sudah terpasang rambu-rambu yang mengingatkan tentang protokol kesehatan. Seperti wajib cuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak. "Domain kami hanya sebatas itu saja terkait protokol kesehatan. Petugas kami tidak berhak mengintervensi petugas satgas ataupun KKP yang sedang bertugas," tegasnya. Sementara itu, Koordinator KKP Berau, Wahyu saat dihubungi melalui pesan WhatsApp sekira pukul 13.25 Wita, belum memberikan komentar apapun. Hanya membalas pesan, “Masih di laut pak, maaf.” */fst/app
Tags :
Kategori :

Terkait