AN Tetap Dilaksanakan

Senin 18-01-2021,10:04 WIB
Reporter : admin3 diskal
Editor : admin3 diskal

TANJUNG REDEB, DISWAY - Asesmen Nasional (AN) 2021 sebagai pengganti Ujian Nasional (UN) tetap akan dilaksanakan. Sebab sampai saat ini, kegiatan yang akan dimulai minggu pertama Maret hingga Agustus 2021, belum ada pembatalan. Pelaksanaan dari SMA, SMK, SMP dan SD.

AN adalah pemetaan mutu pendidikan pada seluruh sekolah, madrasah, dan program keseteraan jenjang sekolah dasar dan menengah. Dinas Pendidikan (Disdik) Berau sendiri telah melakukan persiapan. Khusus tingkat SMP dan SD.  Sekretaris Dinas Pendidikan Berau, Suprapto mengaku sudah simulasi berskala besar. Melibatkan 5 siswa jenjang SD dan SMP di masing-masing sekolah di Berau. Sebelumnya, kelompok kerja guru dan operator aplikasi sistem juga telah mengikuti program asesmen. “Simulasi SD dan SMP dilaksanakan Desember 2020. Kendalanya, jaringan beberapa daerah blank spot," jelasnya kepada Disway Berau, Jumat (15/1). Hanya saja kementerian belum membahas bagaimana proses di wilayah blank spot itu. Jika tidak bisa dibenahi, menurut Suprapto, bisa jadi akan sama kasusnya ketika pertama kali ujian nasional berbasis komputer. Hanya 6 sekolah di Berau yang menjadi piloting. "Kemungkinan sekolah yang susah jaringan akan ikut pada sekolah terdekat yang memiliki jaringan bagus," tandasnya. Suprapto menjelaskan, dalam asesmen nasional, guru tidak lagi mengevaluasi capaian siswa secara individu. Namun evaluasi dan memetakan sistem pendidikan  rerata per sekolah. Berupa input, proses dan hasil. Karenanya, tidak semua siswa akan mengikuti asesmen. Dipilih secara acak. Tingkat SD sebanyak 30 orang dan tingkat SMP 50 orang. Masing-masing tingkat kelas tengah. Diungkapkan, pelaksanaan dibagi dibagi tiga. Yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter dan Survei Lingkungan Belajar. AKM dirancang untuk mengukur capaian siswa dari hasil belajar kognitif. Dengan menggabungkan literasi dan numerasi. "Literasi sebagai tolok ukur untuk mengerti suatu materi," katanya. Suprapto mencontohkan, mata pelajaran matematika tidak disuguhkan angka saja, namun lengkap dengan jalan cerita. “Sudah ada panduan contoh soal. Tesnya dibagi menjadi beberapa stage. Jika stage pertama jawaban salah lebih banyak, di stage kedua soal akan dipermudah otomatis oleh sistem,” jelasnya. Kemudian, tambahnya, survei karakter untuk mengukur pencapaian siswa dari hasil belajar sosial. Sebagaimana hasil karakter pembelajaran untuk mencetak profil pelajar Pancasila. Dengan indikator utama, beriman, berakhlak mulia, pemahaman Bineka Tunggal Ika, kemandirian, sikap kritis, gotong royong dan kreativitas. Asesmen terakhir, sebut Suprapto, adalah lingkungan belajar. Mengevaluasi dan memetakan aspek pendukung kualitas pembelajaran di lingkungan sekolah. Suprapto mengungkapkan, asesmen nasional lebih efektif dibandingkan ujian nasional. Sebab hasilnya akan menjadi evaluasi bagaimana sistem pembelajaran suatu daerah. Hasilnya akan menjadi pendorong dalam pembenahan sistem pendidikan di Berau. Melibatkan Pemda dan Kementerian Pendidikan. (RAP)
Tags :
Kategori :

Terkait