Bermain di Labirin, Berkuda hingga Menikmati Surga Pohon

Minggu 17-01-2021,12:59 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Rumah Ulin Arya juga menyediakan fasilitas berkuda. Berkeliling menikmati suasana alami sembari berkuda tentu mengasyikkan.

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Destinasi wisata satu ini terbilang berbeda. Bahkan berkelas premium. Lokasinya berada di Jalan Teluk Batu, Desa Bayur, Kelurahan Sempaja Utara, Kecamatan Samarinda Utara. Tempat wisata ini menawarkan suasana super adaptable kepada pengunjung. Alias perasaan mudah beradaptasi dengan alam. Untuk kaum milenial, jangan khawatir. Bagi yang senang mengunggah foto di sosial media, tempat ini juga memiliki spot-spot menarik. Destinasi ini berdiri di lahan seluas 4 hektare. Top three facility di Rumah Ulin Arya ialah, Arya's Botanical Garden, Mini Farm, dan Labirin. Ketika masuk ke dalam, pengunjung akan disuguhi wahana alam. Biasanya wahana ini disebut wahana 'Surganya Paru-Paru'. Kenapa demikian? Karena sejuk. Asri. Dan wangi tumbuhan begitu kental masuk ke hidung ketika kita menghirup udara. Di dalam wahana Botanical Garden ada dua ekosistem disajikan. Di wahana itu juga ditumbuhi oleh berbagai aneka pohon. Seperti pohon ulin, pohon buah-buahan, serta tanaman-tanaman hias yang unik dari berbagai jenis. Ada juga kaktus. Seperti kaktus telinga kelinci (opuntia microdasys), saguaro (carnegiea gigantea), old lady (mammillaria hahniana). Kemudian ada Mini Farm. Berisikan berbagai satwa. Seperti kelinci, burung merak, burung hantu, burung parkit, burung macaw, burung merpati, burung dara, marmut, ayam mutiara, kura-kura, iguana, biawak papua, dan landak mini. Untuk menjaga semua satwa tersebut, menurut Direktur Operasional Rumah Ulin Arya Sheila Ahmad beberapa perawatan khusus dilakukan. Pembelian makanannya pun disesuaikan dengan selera satwa. "Kadang kalau sakit kita harus mendatangkan dokter yang benar-benar ahli. Misalnya yang sakit burung merak, harus dokter hewan burung merak yang kita datangkan," jelasnya, pekan lalu. Berbeda dengan tanamannya. Untuk tanaman memang pekerja di Rumah Ulin Arya yang merawat. Tetapi mereka juga tidak sembarangan. Observasi terus dilakukan. Agar penyesuaian dalam perawatan bisa dilakukan. Krisdiyanto yang bertanggungjawab dalam operasional kegiatan. Dirinya lah yang juga merawat tanaman-tanaman di wahana Botanical Garden. "Awal diajak bergabung, saya mencari apa yang berbeda dari wahana ini, dan itu yang beda. Botanical Garden, yang terinspirasi dari kebun botani di Singapura," ungkap Kris. Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Kris ini menjelaskan, wahana lain yang ditawarkan Rumah Ulin Arya ialah ada Private Library. Salah satu spot favorit untuk prewedding photo. Kemudian, Arya's Playground dan Kuda Playground. Biasanya seringi diiisi oleh anak-anak untuk bermain. Tentu dengan diawasi oleh orang tua masing-masing. "Untuk beberapa fasilitas seperti Mini Farm, Labirin, dan Botanical Garden, itu gratis. Bebas mau foto-foto, memberi makan satwa," ucap Kris. Lalu ada wahana kolam renang. Untuk masuk ke kolam renang. Biaya tambahan yang dikenakan sebesar Rp 30 ribu. Untuk suasananya, tentu kebersihan diutamakan. Bahkan Kris mengklaim, wisata kolam renang di Rumah Ulin Arya adalah yang terbersih. Karena setiap beberapa jam, untuk sesi pagi dan sore, kadar kaporit kolam juga diperhatikan. Jika ingin bersantai sembari menyantap makanan ada Cocoon Café. Suasana cozy dalam ruangan ber-AC diberikan kepada pengunjung. Food and beverage tersedia di sana. Di mana chef yang memasak juga berkualitas. Karena pernah ke Perancis, menjadi konsultan masak di sana. Ada pula area Camping Ground. Bagi keluarga yang ingin melakukan liburan bersama dengan suasana kemping, bisa berkunjung ke Rumah Ulin Arya. Beberapa perlengkapan kemping disediakan, sampai ke tempat pembakaran kayu juga ada. "Ada tempat panahan juga di area (Camping Ground) ini, biasanya Sabtu atau Minggu, ada yang memanah," kata Kris. Kemudian untuk perusahaan yang ingin melakukan pertemuan dengan suasana berbeda dari suasana kantor, Ulin Arya juga menyediakan meeting room berkelas hotel bintang 3. Fasilitas lainnya yang tak kalah dibandingkan hotel berbintang ialah pendopo. Dilengkapi WiFi, infocus, whiteboard dan karaoke. "Biasanya ini dipakai oleh gathering-gathering kantor," sambung Kris. Beberapa fasilitas lainnya ada gazebo, jogging track, lapangan badminton. Dan semua itu bisa dinikmati secara gratis. Apabila pengunjung telah masuk ke wahana alam tersebut. Sheila Ahmad melalui Kris menceritakan sejarah nama Rumah Ulin Arya. Di tengah-tengah wahana terdapat satu rumah ulin. Yang dulunya digunakan untuk acara keluarga saja. Itulah asal muasal nama Rumah Ulin Arya. Pemilik usaha ini adalah satu keluarga asal Kota Samarinda. Awalnya lahan pribadi. Kemudian dibuka sejak 2015 lalu. Ahmad Husri dan Surya Sidi, merupakan kedua orang tua dari Sheila Ahmad. "Biasanya kan orang-orang mikirnya kalau untuk destinasi wisata seperti ini pasti orang luar, ini enggak. Orang asli Samarinda sendiri," ujar Kris. Saat pandemi, pengunjung yang datang memang turun. Bahkan sangat drastis penurunannya. Yang awalnya ribuan. Hanya ratusan saja. Yaitu sebatas 350 pengunjung. "Selama pandemi, baru sekali kita mendapatkan pengunjung sampai 500. Tapi bertahap. 350 orang dulu, baru ketika sudah ada yang keluar, yang diluar diperbolehkan masuk," beber Kris. Petugas keamanan harus menghitung jumlah pengunjung yang sudah berada di dalam area Rumah Ulin Arya. Tujuannya tak lain dan tak bukan menjaga protokol kesehatan (prokes). "Masuk ke lingkungan satwa, pengunjung harus pakai masker atau sarung tangan. Yang menolak, bisa saja ada, kita tegur. Tapi kalau memang susah ditegur, kita tidak segan untuk mengembalikan uangnya," ungkap Kris lagi. Sertifikasi Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan) juga sudah dimiliki Taman Ulin Arya. Itu sebagai bukti, bahwa destinasi asli Samarinda ini sudah sangat menjaga kenyamanan dan keamanan pengunjung. Kris melanjutkan, memang wisata Rumah Ulin Arya termasuk destinasi wisata alam terbuka yang berkelas premium. Tapi, kata Kris, ada kualitas yang diberikan. Pengunjung yang berdatangan pun berasal dari luar Kota Tepian. Seringnya dari Balikpapan, Bontang, Kutai Timur (Kutim), bahkan ada yang dari luar Bumi Etam. "Ada juga yang pernah liburan dari luar, seperti dari Bandung, terus kesini, ngelihat, ternyata di sini ada wahana yang sama seperti wahana di luar Kaltim. Itu mereka mengapresiasi sekali," lanjut Kris. Wahana baru yang ditawarkan Rumah Ulin Arya ialah wahana berkuda. Bisa dibilang wahana berkuda memang sudah pernah ada di Kaltim. Tapi wahana dengan tracking untuk kuda berjalan keliling sembari pengunjung menaiki kuda, cuma ada di Taman Ulin Arya. "Cuma di sini, di lahan 20x20 meter, ada dua ekosistem disajikan dan diberikan oleh pengunjung. Ada yang sampai ngomong ke saya, 'Mas, ini seperti di surga'. Saya sampai tanya kembali sebagai bergurau 'pernah ke surga kah, Bu?'. Tapi begitu memang apresiasi pengunjung terhadap kami," pungkas Kris. (nad/eny)
Tags :
Kategori :

Terkait