“Ini ada apa? Kalau memang tidak mau masukan dari KONI Kaltim, ya bikin aja aturan sendiri. Hemat saya sekali lagi jangan pernah tunggangi olahraga dengan politik. Spesifiknya, tercium kubu-kubu yang masih kental atas hasil hasil pesta demokrasi beberapa waktu lalu,” pungkas Hendra.
Terakhir, ada Fahri dari cabor catur yang turut memberikan tanggapannya. Menurutnya, polemik ini harus jadi pembelajaran. Agar acuan pemberian penghargaan tetap disesuaikan dengan pola yang selama ini berjalan. Yakni melalui rekomendasi dari KONI Kaltim. Selaku induk dari cabor-cabor.
“Intinya begini, dari dulu itu pasti rekom dari KONI Kaltim yang dijadikan acuan. Seperti pengehargaan atlet, pelatih dan wasit itu kan rekom KONI. Sesuai aja kan. Kalau penghargaan untuk pemuda dari KNPI. Semuanya jelas ada aturan mainnya.”
“Nah, ini jelas menyalahi aturan. Dari mana dasarnya pemberian penghargaan itu diberikan. Ada apa ini, dasarnya apa? Kalau menurut teman-teman cabor kental nuansa politik, memang sangat kelihatan sekali,” Jelas Fahri. (frd/ava)