Stok Kedelai di Sentra Industri Somber Cukup

Jumat 08-01-2021,10:34 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Balikpapan, nomorsatukaltim.com – Melonjaknya harga kedelai impor tak memengaruhi produksi tahu dan tempe di Balikpapan. Seperti diketahui, harga kedelai naik sejak Agustus. Puncaknya mengalami kenaikan signifikan pada Desember 2020.

Meski naik, pengrajin tahu tempe di sentra industri Somber masih berproduksi. Mereka memperoleh kedelai dari koperasi. Yang telah berdiri sejak 1998 di kawasan sentra industri Somber. Semua kebutuhan bahan baku untuk tahu tempe disediakan oleh koperasi. “Dengan adanya koperasi ini dapat menjaga ketersediaan bahan baku,” kata Wakil Ketua Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Primkopti) Ahmad Arifin (41), saat dijumpai di Sentra Industri Tahu Tempe Somber, Balikpapan, Selasa (5/1/2021). Saat ini harga kedelai yang dijual di koperasi Rp 9.400 per kilogram. Angka tersebut mengalami kenaikan signifikan dari sebelumnya Rp 7.500/kg kemudian Rp 8.000/kg. “Pergerakan kenaikan harga kedelai impor ini sejak ada (wabah) corona. Bergerak naik itu sejak Agustus kemudian November. Desember tembus ke angka Rp 9 ribuan,” jelas pria yang juga sudah menjadi pengrajin tahu tempe sejak 2012 silam. Kenaikan harga kedelai impor ini disebabkan gagal panen dari Brazil. Dan China sebagai pembeli terbesar di dunia. Akhirnya permintaan beralih ke Amerika. “Dengan tingginya permintaan di Amerika. Harga pun mengalami kenaikan. Dan Indonesia juga impor dari Amerika,” ujarnya. Arifin menuturkan, suplai kedelai impor di Primkopti dari Surabaya dan Jakarta. “Karena untuk wilayah Indonesia Timur lebih dekat Jakarta dan Surabaya. Itu adalah importir Indonesia,” sebutnya. Kenaikan harga bahan baku menimbulkan keluhan pengrajin tahu dan tempe di Balikpapan. Adanya keluhan itu, Primkopti bersama anggota koperasi yang juga pengrajin tahu tempe menggelar rapat pada 30 Desember 2020. Dalam rapat tersebut diputuskan adanya kenaikan harga tahu. Di mana untuk satu kaleng tahu yang berisi 200 biji dijual dengan harga Rp 80 ribu dari sebelumnya sekitar Rp 70 ribu. “Artinya kenaikannya Rp 50 untuk per biji tahunya,” kata Ketua Koperasi Tahu Tempe Somber, Jazuli, yang juga hadir saat dijumpai oleh Disway Kaltim dan nomorsatukaltim.com. Sedangkan harga tempe belum ada kenaikan. Namun memungkinkan akan diperkecil ukurannya. “Namun kalau itu memungkinkan. Tetapi hingga kini belum dilakukan pengrajin yang ada di Somber,” bilang Jazuli lagi. Keputusan kenaikan harga tahu tersebut telah dilaporkan kepada dinas terkait. Yaitu Dinas Perindustrian, Koperasi dan UKM Kota Balikpapan. “Kenaikan harga tahu mulai dilaksanakan pada 3 Januari 2021. Alasan kenaikan harga tahu ini karena bahan baku yang makin meroket. Agar bisa tetap jalan dan bisa penuhi permintaan naiknya tidak tinggi meskipun bahan baku naik signifikan,” jelas Arifin. Arifin mengatakan masih bisa mempertahankan harga jual jika harga bahan baku di bawah Rp 9.000. “Namun kalau sudah di atas Rp 9.000 tak mampu dipertahankan. Biaya operasional sangat tinggi tak menutupi biaya operasional,” beber dia. Arifin menyebut kebutuhan kedelai untuk pengrajin tahu tempe di Balikpapan sebanyak 350 hingga 400 ton per bulan. Jumlah tersebut setiap tahunnya mengalami kenaikan. Karena koperasi tak hanya melayani pengrajin yang ada di Somber. Tetapi juga dari luar Somber. “Masing-masing pengrajin tahu tempe setiap harinya mampu memproduksi dari 50-350 kilogram,” sebutnya. “Untuk anggota koperasi tahu tempe Somber tercatat sebanyak 98 orang. Semuanya pengrajin tahu tempe. Harga kedelai Rp 9.250 ditambah Rp 150 untuk simpanan sukarela. Nantinya anggota bisa ambil sewaktu-waktu.”

Pandemi, Pemintaan Turun 10 Persen

Selama pandemi permintaan akan tahu dan tempe mengalami penurunan. Seiring turunnya daya beli masyarakat terhadap bahan makanan. Bahkan selama pandemi aktivitas juga dibatasi dan hal ini salah satu penyebab turunnya permintaan. “Selama pandemi ada penurunan permintaan sekitar 10-20 persen. Ya otomatis daya beli masyarakat menurun. Aktivitas sekolah dan catering berkurang,” ucap Arifin. Menurutnya, saat ini memproduksi tahu tempe sekitar 350 kilogram. Jumlah itu berkurang dari sebelum COVID-19. “Sebelumnya bisa 400-500 kilogram per hari. Sekarang mentok Rp 400 kilogram,” tandasnya. Menghadapi 2021, pihaknya optimis pengrajin tahu tempe mampu bertahan. Meskipun permintaan belum bergerak naik. Apalagi belum diketahui dampak kenaikan harga kedelai ini nantinya. “Kami berharap harga kedelai kembali normal. Dan pandemi segera berlalu, permintaan kembali naik,” harap Arifin. Sementara itu, Sekretaris Dinas Perindustrian, Koperasi dan UKM Kota Balikpapan M Yusuf mengatakan, kenaikan harga bahan baku tak memengaruhi produksi. Karena dari pantauannya Selasa (5/1) kemarin, pengrajin tetap berproduksi. “Yang kami jaga adalah ketersediaan bahan baku. Dan produksi tetap terjaga untuk memenuhi permintaan di Balikpapan,” ulasnya. Pihaknya juga telah menerima laporan kenaikan harga tahu untuk satu kalengnya. Namun pihaknya berharap pengrajin tetap menjaga kualitas.  “Kalau dari dinas kita hanya pembinaan. Tahunya kan enggak bisa dikecilkan. Dan yang penting kualitas tidak dikurangi,” ujarnya, dijumpai usai rapat dengan pengrajin tahu tempe di kawasan sentra Somber. Yusuf menekankan hingga kini ketersediaan kedelai impor di koperasi tahu tempe Somber masih cukup. Bahkan akan datang lagi sebanyak 8 kontainer dari Surabaya. “Ketersediaan sangat cukup,” pungkasnya. (fey/eny)    
Tags :
Kategori :

Terkait