Bencana di Desember

Senin 28-12-2020,09:46 WIB
Reporter : admin3 diskal
Editor : admin3 diskal

MINGGU (27/12) kemarin, tepat satu tahun Sars Cov-2 atau Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) pertama kali ditemukan di Wuhan, Tiongkok. Dengan cepat menyebar ke seluruh negara. Bahkan Desember ini, kasus naik signifikan, khususnya di Berau.

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Berau, Iswahyudi. Pada Desember 2020, penambahan kasus terkonfirmasi di Berau, meningkat pesat. Lebih 300 orang dinyatakan positif COVID-19. Tak hanya positif, pada bulan ini juga, angka kematian akibat wabah itu pun terbilang tinggi. Ada 8 orang dinyatakan meninggal dunia. “Bulan ini memang luar biasa. Angka kematian cukup tinggi dari bulan-bulan biasanya. Dan penambahanan kasus pun terus terjadi. Bahkan muncul klaster-klaster baru,” ujarnya kepada Disway Berau, Minggu (27/12). Bukan hanya itu, jika Sabtu (26/12) lalu bertambah 107 pasien positif COVID-19, maka hari ini (kemarin) bertambah 72 kasus lagi. Dengan demikian, kasus terkonfirmasi di Bumi Batiwakkal mencapai 1.033 kasus. Di mana 395 orang menjalani perawatan, dan 624 orang dinyatakan sembuh. Dalam dua hari terakhir, penambahan terbanyak “Ini masih terus terjadi penambahan. Tidak tahu sampai kapan, yang jelas ini masih akan berlanjut tahun depan,” ungkapnya. Dari penambahan 72 pasien terkonfirmasi itu, 28 kasus berasal dari klaster baru. Yakni, klaster MTN. Klaster MTN, adalah klaster dari perusahaan batu bara. Yakni, PT Madhani Talatah Nusantara. “Ini klaster di PT Madhani,” ungkapnya. Kasus yang terjadi pada PT Madhani Talatah Nusantara ini menyerupai kasus di PT SIS BMO. Pada mulanya, karyawan PT Madhani yang tinggal di mes, keluar dari mes karyawan. Melakukan aktivitas di luar site atau jalan-jalan di daerah Tanjung Redeb. Kemudian, saat pulang salah satu karyawan mengalami demam, dan saat di swab dinyatakan positif COVID-19. “Jadi memang dia sengaja keluar mes, entah apa maksudnya. Pas pulang bawa oleh-oleh,” katanya. Lanjutnya, saaat ini sebagian besar karyawan PT Madhani yang terkonfirmasi, menjalani karantina atau isolasi di mes masing-masing. “Kita belum ada alternatif yang lebih baik daripada itu,” jelasnya. Lanjutnya, Bumi Batiwakkal sudah jadi zona merah sejak bulan lalu. Namun, kesadaran masyarakat masih minim. Bahkan, dari pantauannya, libur natal dan tahun baru kali ini, banyak yang masyarakat yang masih sempat berwisata. “Kita semua tidak tahu, apakah di tempat wisata itu semua orang sehat. Atau mungkin ada orang tanpa gejala yang ikut liburan bareng,” katanya. Iswahyudi pun mengungkapkan, berdasarkan perhitungan epidemiologi. Dengan jumlah kasus yang ada saat ini, bisa diperkirakan bahwa per jarak satu kilo meter ada yang terkonfirmasi COVID-19. “Dan itu kita tidak tahu berapa jumlahnya. Karena masih banyak orang tanpa gejala yang belum terjaring,” ungkapnya. Yang artinya, saat ini tak ada lokasi aman. Termasuk di lingkungan rumah sendiri. Untuk itu, dirinya mengingatkan bahwa menggunakan masker mampu mengurangi risiko terpapar COVID-19. Bukan sekadar teori, melainkan fakta di lapangan. Dicontohkannya, ada seorang anak magang di Dinas Kesehatan Berau, dan terkonfirmasi COVID-19, bahkan sempat turun kerja. Karena, protokol kesehatan di Dinas Kesehatan terbilang baik, virus itu tidak menyebar ke mana-mana. Semua rekan kerjanya aman. “Itu sudah terbukti. Makanya saya selalu bilang pakai masker!” tegasnya. Iswahyudi berharap, masyarakat lebih memahami bahwa COVID-19 ini benar adanya. Masyarakat harus patuhi protokol kesehatan, terutama pemakaian masker agar tidak tertular atau menularkan ke orang lain. “Dengan kata lain, bila ingin tetap sehat selalu pakai masker,” jelasnya. “Pakai masker saja masih ada potensi tertular, bagaimana dengan yang tidak mau menggunakan masker,” imbuhnya. Saat ini terjadi lonjakan kasus yang sangat signifikan di Berau. Sehingga, RSUD dr Abdul Rivai dan RS Darurat COVID-19 tak mampu menampung banyaknya jumlah pasien tersebut. Maka dari itu, banyak dari pasien yang dilakukan karantina mandiri di rumah. “Bantu kami untuk melakukan pengawasan terhadap mereka yang karantina di rumah. Informasikan ke kami jika mengetahui ada yang karantina tapi keluyuran,” tuturnya. Menyikapi adanya klaster baru perusahaan, Ketua Komisi I DPRD Berau, Feri Kombong mengatakan perusahaan harus lebih teliti dan hati-hati melakukan pengawasan terhadap karyawannya yang beraktivitas kelur masuk. “Jangan sepelekan hal ini,” tegasnya. Feri juga meminta kepada perusahaan agar bertanggung jawab penuh terhadap kesehatan dan keselamatan karyawan. “Segera koordinasikan kepada Dinas Kesehatan jika terdapat karyawan terindikasi tertular COVID-19. Jangan di tutup-tutupi,” timpalnya. Sementara itu, pemerintahan dalam hal ini anggota DPRD Berau mengagendakan pemanggilan terhadap perusahaan yang menjadi klaster. “Kami perlu tahu bagaimana penerapan protokol kesehatan di perusahaan. Kenapa bisa jadi klaster?” tanyanya.*/fst/*iky/app
Tags :
Kategori :

Terkait