Pembunuh Fa-Lao

Minggu 27-12-2020,08:55 WIB
Reporter : Disway Kaltim Group
Editor : Disway Kaltim Group

Itu adalah apartemen sewaan. Di kamar itu suami Lao sudah menunggu. Korban diperas. Kalau melawan diancam dibunuh.
Setelah berhasil mendapat uang Fa dan Lao pindah ke kota lain. Melakukan hal yang sama.

Suatu hari mereka pindah ke  kota Zhengzhou, Henan. Pasangan ini mulai membunuh korbannya di sini. Rupanya ia tidak berhasil memeras. Maka Fa-Lao membunuhnya. Mereka lalu menggunakan identitas korban untuk mendatangi rumah korban. Istri korban percaya saja. Mereka dipersiapkan masuk rumah.

Di dalam rumah itulah mereka membunuh istri korban. Lalu merampok. Ternyata masih  ada anak kecil di rumah itu. Seorang gadis kecil. Sekalian saja dibunuh.

Fa dan Lao pindah kota lagi.
Mereka mencari mangsa lagi. Dengan cara yang sama. Total sampai 7 orang yang mereka bunuh.

Belum lagi yang diperas tanpa perlu dibunuh.

Di hari lain mereka kena batunya. Yakni saat di kota Hefei, kota terbesar di provinsi Anhui.

Mereka berhasil mendapat mangsa. Korban disekap di kamar apartemen sewaan. Fa lantas menghubungi istri korban. Minta tebusan untuk sang suami.

Si istri menyanggupi menyerahkan uang 10.000 yuan. Sekitar Rp 20 juta. Maka Fa datang ke rumah korban.

Si istri rupanya sudah mengontak polisi.
Fa pun disergap saat mengambil uang tebusan itu. Terjadilah drama tembak-menembak di lokasi itu.

Fa berhasil diringkus. Tahun itu juga pengadilan menjatuhkan  hukuman mati untuk Fa. Hanya dalam hitungan hari Fa sudah dieksekusi.

Tapi Fa berhasil melindungi Lao. Fa tidak mau menyebut di mana tinggal. Termasuk di mana lokasi penyekapan.

Ia tahu bahwa ia toh akan dihukum mati. Mengakui siapa temannya membunuh pun tidak akan membuat hukumannya lebih ringan.

Saat itulah Lao lari. Meninggalkan korban yang disekap di apartemen itu. Beberapa hari kemudian barulah polisi menemukan lokasi itu: dari laporan penduduk. Yakni karena ada bau busuk keluar dari kamar itu.
Mungkin korban mati karena dibunuh.

Mungkin juga karena diikat. Tidak ada yang tahu ada sandera di situ.
Di pengadilan Senin lalu Lao mengaku berada di bawah tekanan suami. Kalau menolak perintah suami dia akan dibunuh.

Bahkan juga  keluarganyi. “Saya sering dipukul, dicekik dan dimaki-maki. Juga diancam,” ujar Lao kepada hakim.

Lao pun minta maaf kepada semua keluarga korban. Dia mengaku tidak berniat membunuh. Dia merasa ditipu oleh suami.
Lao diadili di kota Nanchang, ibu kota provinsi Jiangxi –kota tempat saya dulu belajar bahasa Mandarin.
Itu karena Lao berasal dari provinsi itu.
Salah satu keluarga korban memberikan kesaksian. “Keluarga kami hancur setelah pembunuhan itu,” ujar janda korban.

Tags :
Kategori :

Terkait