Dampak Bank Sampah PPU Mulai Terasa, Produksi Sampah Turun 17 Persen

Jumat 18-12-2020,15:45 WIB
Reporter : Disway Kaltim Group
Editor : Disway Kaltim Group

PPU, nomorsatukaltim.com – Gagasan membuat bank sampah oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Bisa dikatakan berjalan baik sepanjang tahun 2020 ini. Terlihat dari jumlah partisipasi masyarakat. Serta produksi sampah rumah tangga yang semakin berkurang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Buluminung.

Bank sampah sendiri adalah program di mana masyarakat bisa menabung beberapa jenis sampah. Seperti stainless, jerigen, gallon, kardus, kaleng, kertas, alumunium, besi, tembaka, gelas dan botol plastik, serta aki bekas ke unit yang stand by di setiap desa atau skala RT.

Sampah-sampah yang layak daur ulang itu. Ditabung dan nantinya akan dikonversikan menjadi uang. Seiring program ini berjalan, masyarakat mulai eman-eman membuang seluruh sampahnya. Beberapa sampah yang masih layak jual dipilah. Dan disetorkan ke bank sampah.

Secara tidak langsung, produksi sampah rumah tangga pun berkurang. Cukup signifikan jumlahnya.

"Dengan adanya bank sampah tersebut volume sampah yang dibuang ke TPA Buluminung, Kecamatan Penajam selama satu semester awal 2020 berkurang berkisar 17 persen lebih," kata Kepala DLH PPU, Tita Deritayati, Kamis, 17 Desember 2020.

17 persen setara dengan 700 ton sampah. Sebelum program ini berjalan, produksi sampah yang terbuang ke TPA Buluminung mencapai 3.960 ton per tahun. Tahun ini menjadi 3.277 ton. Lumayan.

"TPS ada 236 yang kita layani se-PPU. Untuk produksi sampah sehari mencapai 30-35 ton," jelas dia.

Nah, sisanya itu saat ini masuk ke bank sampah. Terpilah antara limbah rumah tangga yang masih bernilai ekonomi dan tidak.

Targetnya sendiri sejak awal tahun ialah berdiri 100 bank sampah. "Terakhir yang terbentuk hampir seratus. Ada sekitar 90-an sudah," sebutnya.

Terbagi di empat kecamatan di PPU. Nasabah bank samph juga sudah ratusan. Rata-rata warga sekitar yang menjadi penyetornya.

Meski begitu, Tita mengakui ada beberapa yang tidak aktif. Mereka butuh pendampingan lagi. Padahal sosialisasi juga terus digencarkan.

"Kita ini siap saja mensupport untuk menghidupkan bank. Tapi kesadaran itu harus ada di masyarakatnya. Karena mereka yang menjalankan dan mendapatkan keuntungannya," ujar dia.

Lingkungan sekitar bank sampah jelas menjadi bersih, nasabah juga mendapatkan keuntungan lain dari program ini.

Dia berharap peranan seluruh organisasi perangkat daerah serta masyarakat terus bertumbuh.Karena kepedulian pengelolaan sampah rumah tangga di PPU, dinilai masih relatif minim.

Dengan adanya bank sampah, DLH PPU juga sekaligus berkampanye. Masyarakat dapat melihat data sampah yang terpilah dan ditimbang di bank sampah. Selain memberikan keuntungan, faktanya juga dapat mengurangi volume sampah bernilai yang terbuang.

"Kami yakin volume sampah di TPA Buluminung akan terus berkurang. Semakin banyaknya bank sampah penanganan sampah di wilayah PPU akan makin terlihat," tuntas Tita.

Tags :
Kategori :

Terkait