Darurat Lagi

Jumat 18-12-2020,09:50 WIB
Reporter : admin3 diskal
Editor : admin3 diskal

COVID-19 makin merebak di pengujung tahun 2020. Penambahan signifikan dalam beberapa hari terakhir, di angka puluhan. Ruang isolasi sampai penuh, Rumah Sakit Darurat (RSD) bakal dibuka kembali.

Dalam 3 hari terakhir, total pasien terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 65 orang. Pada 15 Desember sebanya 20 orang, 16 Desember 22 orang dan 17 Desember kemarin mencapai 23 orang. Jumlahnya tak sebanding dengan yang sembuh maupun selesai isolasi. Kini, pasien terkonfirmasi yang dirawat mencapao 138 orang. (lihat grafis) Rencana membuka kembali RSD, dibahas Plt Bupati Berau Agus Tantomo saat memimpin rapat evaluasi penanganan COVID-19 bersama Satgas COVID-19 Berau, di Ruang Sangalaki Kantor Bupati Berau, Kamis (17/12). Dikatakannya, Kamis (17/12) kemarin, tercatat ada 138 pasien positif COVID-19 menjalani perawatan. Dengan jumlah tersebut, fasilitas yang digunakan untuk isolasi pasien sudah penuh. Sehingga harus ada tempat alternatif lain untuk menampung pasien positif COVID-19, khususnya yang bergejala. Yang pasti, sekarang sudah tidak bisa tertampung, baik itu di rumah sakit, hotel maupun di politeknik. Sehingga harus dibuka lagi rumah sakit darurat. “Dan yang memenuhi syarat untuk rumah sakit darurat itu hanya Hotel Cantika Swara. Jadi sudah diputuskan hotel itu dibuka lagi untuk rumah sakit darurat," terangnya. Dirinya juga telah menginstruksikan kepada Dinas Kesehatan untuk sesegera mungkin mempersiapkan kembali hotel tersebut untuk dijadikan RSD, agar dapat digunakan. "Saya berikan waktu tiga hari untuk dipersiapkan. Insya Allah hari Minggu sudah bisa digunakan," terangnya. Sementara, terkait tenaga kesehatan, diakuinya masih mencukupi dalam menangani pasien yang terpapar COVID-19. Meskipun cukup banyak tenaga medis yang tumbang akibat kelelahan dalam bertugas. "Jumlah tenaga kesehatan yang ada masih lebih dari cukup untuk penanganan pasien COVID-19," jelasnya. Tidak hanya itu, guna mencegah penularan pasien COVID-19 lebih luas lagi, dirinya ingin penindakan tegas kepada masyarakat yang tidak menerapkan protokol kesehatan (Prokes). Bahkan Agus juga telah memerintahkan Satpol PP bekerja sama dengan kepolisian untuk sesegera mungkin melakukan razia. "Saya sudah sampaikan, tidak ada lagi pembinaan-pembinaan. Jika sebelumnya ada warga yang tidak pakai masker hanya disuruh hafal pancasila, sekarang itu sudah tidak ada. Jadi langsung diberikan sanksi sesuai Perbup Nomor 52 Tahun 2020, yakni berupa denda materi dan sanksi sosial," ujarnya. Saat ini kata dia, ketegasan sudah sangat diperlukan kepada masyarakat yang bandel dalam menjalankan prokes. Bahkan dirinya juga menyebutkan, tidak ada perayaan natal dan tahun baru di tengah pandemik. "Memang harus lebih keras, karena situasi sekarang ini butuh penanganan lebih disiplin dan keras demi kebaikan bersama," terangnya. Diterangkan Agus, data yang menjadi penyumbang kasus COVID-19 di Kabupaten Berau, adalah pelaku perjalanan. Oleh karenanya, harus ada penegakan khusus kepada pelaku perjalanan dan diputuskan, bahwa pelaku perjalanan yang datang harus sudah dites minimal anti gen. "Pelaku perjalanan wajib anti gen, karena akurasinya lebih tinggi daripada rapid test, namun di bawah swab," terangnya. Selain itu, pihaknya juga akan bersurat ke seluruh perusahaan, dan seluruh OPD di Kabupaten Berau tidak ada cuti ke luar daerah sampai program vaksinasi selesai. Kebijakan itu diambil karena melihat data penularan COVID-19 di Bumi Batiwakkal didominasi oleh pelaku perjalanan, khususnya karyawan perusahaan. "Supaya penularan COVID-19 bisa dikendalikan, saya membuat kebijakan yang agak keras," tegasnya. Terkait vaksin sendiri, pihaknya menegaskan akan menjadi orang yang pertama beserta jajaran forum komunikasi pimpinan daerah (Forkofimda) disuntik vaksin COVID-19. "Ini untuk menghilangkan keraguan masyarakat terhadap vaksin," pungkas Agus. Hanya Kamar Perawatan Pemkab Berau mengambil keputusan untuk kembali membuka Rumah Sakit Darurat COVID-19 di eks Hotel Cantika Swara, Jalan Gunung Panjang, Minggu (20/12). Kepala Dinas Kesehatan Berau, Iswahyudi mengungkapkan, kasus positif di Berau semakin hari semakin banyak. Itulah yang menjadi dasar RS Darurat kembali dibuka. “Hari ini saja terjadi penambahan lebih 20 orang pasien terkonfirmasi,” ujarnya kepada Disway Berau, Kamis (17/12). Lanjutnya, kondisi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Rivai sudah tak sanggup menampung semua pasien COVID-19. Pasalnya, di ruang isolasi, hanya tersedia 60 kamar rawat. “Saat ini kamar rawat itu diisi lebih dari 2 orang. Karena mayoritas yang menjalani perawatan itu masih bagian dari keluarga pasien,” ujarnya. Diakuinya, RS Darurat nantinya akan berada langsung di bawah RSUD dr Abdul Rivai. Dan hal tersebut berbeda dengan yang dulu. Iswahyudi menyebut, yang bertugas untuk menentukan siapa saja perawat yang akan ditugaskan adalah wewenang RSUD. “Jadi itu yang mengurus adalah bu Nurmin Baso (direktur RSUD),” katanya. Terkait dokter, pihaknya pun belum mengetahui pasti apakah nantinya di sana akan ada dokter yang berjaga. Namun, diyakininya RS Darurat nanti hanya akan melibatkan perawat saja. “Dokternya mungkin nanti tetap dari rumah sakit. Itupun hanya monitoring saja lewat perawat. Kalau pun nanti ada yang terjadi pemburukan tentu langsung dirujuk atau dokter yang datang ke sana,” bebernya. Iswahyudi pun mengungkapkan, bahwa masih ada stok logistik dari RS Darurat yang lalu. Namun, stok itu sudah berkurang dan jumlahnya tidak terlalu banyak. “Karena, stok RS Darurat itu sempat dilimpahkan ke puskesmas,” jelasnya. Dikatakannya, tidak seluruh bagian Hotel Cantika Swara itu akan digunakan. Hanya sebatas kamar hotelnya saja. Kamar hotel di Cantika Swara berjumlah sekira 60 ruangan. Di mana, salah satu ruangan akan dijadikan nurse station. “Jadi yang dulunya dijadikan IGD, sekarang tidak digunakan. Pemeriksaan tetap dilakukan di RSUD dr Abdul Rivai,” ungkapnya. Untuk operasional RS Darurat, kata dia, kemungkinan akan menggunakan anggaran Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dari Pemerintah Pusat. “Termasuk untuk pembayaran insentif nakes yang bertugas,” tandasnya. Sementara itu, Direktur RSUD dr Abdul Rivai, Nurmin Baso saat dihubungi sekira pukul 17.31 Wita, belum merespons. *zza/*fst/app
Tags :
Kategori :

Terkait