Hayu, Orang Tua Mulai Takut Anaknya Belajar Tatap Muka Tahun 2021
Kamis 17-12-2020,15:11 WIB
Reporter : bayong
Editor : bayong
Balikpapan, nomorsatukaltim.com– Pandemi masih mengancam. Orang tua berfikir ulang. Menyekolahkan anak mereka melalui Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
Khawatir dengan kondisi pandemi yang belum stabil. Orang tua pelajar mulai berfikir ulang untuk mengijinkan anaknya sekolah dengan metode tatap muka atau PTM. Laporan terbaru, Kepala Sekolah SD Negeri 001, di Gunung Pasir Windu Gunawan menyampaikan ada satu orang tua murid mempertimbangkan ulang. Dan beralih ke Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Dari total jumlah murid seluruhnya yakni 783 anak, yang mempertimbangkan kembali keputusannya beralih ke Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
"Orang tua yang ikut PTM 568. Tetapi kemarin ada satu orang menyatakan pikir-pikir dulu walaupun sudah membuat pakta integritas," ujarnya usai mendampingi Satgas COVID-19 Balikpapan.
Baca juga: Lagi, 1 Dokter di Balikpapan Gugur Karena COVID-19
Ia memaklumi kekhawatiran orang tua. Meskipun sekolah telah melengkapi syarat protokol kesehatan yang ketat. Kepala Disdikbud Balikpapan Muhaimin menyebut ada tujuh sekolah yang batal melaksanakan simulasi. Setelah ditemukan 7 guru dan tenaga pengajar yang terkonfirmasi positif.
"Ada di SMP, SD. Ada negeri ada swasta. SD ada 5 sekolah yang kita tunda, SMP ada 2 sekolah," sebutnya.
Dari hasil kunjungan sebelumnya, Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Balikpapan Rizal Effendi menyebut masih perlu dilakukan edukasi lagi kepada sekolah dan orang tua. Terutama terkait peralatan 3M. Masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Rizal sempat mengingatkan murid harus membawa masker, bekal makanan dan membawa hand sanitizer.
"Maskernya masih banyak yang pakai masker skuba. Kemudian banyak yang tidak punya cadangan masker. Tapi sekolah sudah menyiapkan cadangan masker. Kemudian ada juga yang tidak punya hand sanitizer," katanya usai berbincang dengan guru dan murid di SDN 001.
Wali Kota dua periode itu juga menyebut hasil evaluasi terakhir dari Diskes Balikapan terkait proses antar jemput yang berpotensi meningkatkan kerumunan. Ia memberi masukan. Sebaiknya saat jam pulang diberi waktu per kelas. Jeda sekitar dua hingga lima menit.
Baca juga: Potensi Cuan Tahun Kerbau Logam
"Satu kelas dulu keluar, selesai, baru kelas lain supaya jangan terjadi kerumunan di halaman sekolah ketika menunggu jemputan otang tua," terangnya.
Sejauh ini Rizal menilai para murid dan gurunya merasa senang bisa sekolah lagi.
"Yang penting kita jaga jangan sampai terkonfirmasi positif karena kalau ada yang positif tentu akan kita tunda," tegasnya. (ryn/boy)
Tags :
Kategori :