Transaksi Pembayaran Digital Melesat Naik

Minggu 13-12-2020,14:20 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Transaksi pembayaran digital semakin tumbuh. Ini bukti bahwa potensi digitalisasi bisnis begitu besar. Seiring dengan peningkatan e-commerce dan pengguna internet.

Bank Indonesia menargetkan pertumbuhan merchant Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) tahun depan dua kali lipat dari tahun ini. Sepanjang 2020, merchant QRIS di Indonesia sebanyak 5,4 juta. Target pertumbuhan itu bukan asal keinginan yang ingin dicapai. Untuk menjaga kenyamanan masyarakat bertransaksi, pemerintah mendorong pemanfaatan keuangan digital. Bahkan diproyeksikan di tahun mendatang pertumbuhan penggunaan keuangan digital akan terus bertumbuh. Mengingat hal ini menjadi kebiasaan baru masyarakat dan tumbuhnya e-commerce di Indonesia. Serta pengguna internet yang diperkirakan akan terus bertambah. Deputi Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Agung Bayu Purwoko menjelaskan, dalam lima tahun terakhir perkembangan Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah (SPPUR) terus meningkat. Terutama pada instrumen pembayaran digital dan e-commerce. “Lima tahun terakhir menunjukkan pertumbuhannya sangat dahsyat. Uang elektronik itu pertumbuhannya sangat tajam pada 2018 dan 2019,” kata Agung Bayu Purwoko pada Kegiatan Bank Indonesia Balikpapan Stakeholder Annual Meeting 2020, dengan tema Sinergi dan Kolaborasi Mendorong Pemulihan Teknologi, Kamis (10/12) kemarin. Menurutnya, dari data Bank Indonesia bahwa digital banking dan e-commerce mengalami pertumbuhan signifikan. Tren digitalisasi menjadi tema besar 2020. Terutama di masa pandemi ketika aktivitas fisik menjadi terbatas. “Kita lihat berbagai inovasi di kala pandemi. Di kala pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pelaku usaha bergerak cepat dengan penguatannya. Bahkan trennya bisnis bukan hanya kompetisi, tetapi berkolaborasi. Ini tren yang dilakukan. Banking juga tidak mau kalah. Dengan mengubah layanannya menjadi lebih canggih dengan teknologi,” ulasnya. Pada 2021 nanti diproyeksikan digitalisasi akan terus berlanjut. Seiring dengan peningkatan jumlah pengguna, perubahan perilaku dan didukung berbagai kebijakan pemerintah. “Tahun 2021 vaksin sudah ada lalu apakah akan berlanjut digitalisasi ini? Tentu masih, karena jumlah penguna internet bertumbuh diproyeksi lebih dari 200 juta pengguna. Kemudian pengguna e-commerce diperkirakan 148 juta. Yang menarik perilakunya akan semakin sering belanja online. Ibaratnya makan durian satu akan nambah terus,” ujar Agung Bayu Purwoko. Ia menilai, nantinya teknologi digital semakin meluas. Kolaborasi bank dan fintech semakin masif dan ekosistem fintech serta startup meluas. “Ya tentunya ada dukungan infrastruktur,” ucapnya. Beberapa dukungan infrastruktur tersebut adalah alokasi APBN 2021 sebesar Rp 30,5 triliun, peluncuran Palapa Ring, pembangunan serat optic skala nasional 350 ribu kilometer, penyediaan filter konten internet skala nasional dan pengembangan jaringan 5G. Tahun depan arah kebijakan ekonomi dan keuangan digital yaitu percepatan blue print sistem pembayaran Indonesia 2025, elektronifikasi transaksi pemerintah pusat dan daerah, dan digitalisasi pengelolaan uang rupiah. Mendorong itu, digitalisasi melalui QRIS sebagai salah satu program Bank Indonesia akan semakin ditingkatkan. Tahun depan QRIS diharapkan menggaet 12 juta merchant. “Ini adalah keinginan visi kita. Sepanjang setahun ini sudah di angka 5,4 juta merchant dan kita harapkan sampai akhir tahun 6 juta. Dan tahun 2021 bisa naik dua kali lipat. Kenapa begitu, karena QRIS dapat digunakan di berbagai macam channel.  Bisa offline dan online. Karena bisa digunakan semua e-commerce,” tambah Agung. Terpisah, Kepala Perwakilan Bank Indoensia Kalimantan Timur Tutuk SH Cahyono mengungkapkan, QRIS di Benua Etam tumbuh paling pesat se-Kalimantan. Hal itu karena QRIS semakin diterima di banyak kegiatan masyarakat. Seperti di pasar tradisional, tempat ibadah, universitas/sekolah, tempat wisata dan tempat belanja lainnya. “Hingga 20 November 2020, pertumbuhan jumlah merchant mengalami percepatan, di mana jumlah merchant QRIS terbanyak di Kalimantan adalah Samarinda,” kata Tutuk. Ia menyebut QRIS untuk mempercepat terwujudnya UMKM 4.0. Di mana dapat membuka akses keuangan UMKM di pasar tradisional, destinasi wisata dan lainnya. “Piloting implementasi QRIS di Kaltim diharapkan dapat memberikan pedagang gambaran mengenai manfaat QRIS. Antara lain membuka akses keuangan. Serta membangun infrastruktur digital daerah dan memberikan experience penggunaan QRIS oleh masyarakat,” ujar Tutuk. Adapun jumlah merchant QRIS di Kaltim sebanyak 89.695. Kota Samarinda menduduki pertumbuhan tertinggi yaitu 34.929. Disusul Balikpapan 27.243. Kemudian Kutai Kartanegara 10,229, Kutai Timur 6.756 dan Berau 3.944 merchant. (fey/eny)  
Tags :
Kategori :

Terkait