Hunian Hotel Oktober Naik

Jumat 04-12-2020,22:03 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Bumi Mulawarman untuk Oktober ini sebesar 51,34 persen. Nilai tersebut juga menjadi rata-rata terjual atau terpakai kamar hotel yang tersedia di Kalimantan Timur (Kaltim).

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, kenaikan 0,15 persen terjadi di Oktober. Itu jika dibandingkan dengan TPK di Juli kemarin. Yaitu, 51,19 persen. Sementara itu, perbandingan di Oktober 2019 (year-on-year/yoy), terjadi penurunan TPK sebesar 9,17 poin. Di mana tahun lalu, TPK hotel berbintang Kaltim mencapai 61,05 persen. Kepala BPS Kaltim Anggoro Dwitjahyono menyampaikan, menurut klasifikasinya, hotel berbintang 5 mengalami raihan TPK tertinggi. Mencapai 57,82 persen. "Sedangkan TPK terendah (berdasarkan klasifikasi) terjadi pada hotel berbintang 1, cuma 6,26 persen," jelas Anggoro Dwitjahyono dalam press release yang diperoleh wartawan Disway Kaltim, kemarin. Untuk hotel berbintang 2, 3 dan juga 4 mencapai TPK masing-masing ialah 40,62 persen, 51,71 persen, serta 56,09 persen. Jika dibandingkan dengan bulan yang sama di 2019 (yoy), secara keseluruhan mengalami penurunan masing-masing 6,9 poin. "Yaitu dari 64,72 persen menjadi 57,82 persen," sambungnya. Anggoro menjelaskan, secara umum rata-rata lama menginap tamu pada hotel berbintang di Bumi Etam selama Oktober mengalami penurunan sebesar 0,09 hari dari rata-rata lama tamu menginap di September (month-to-month). Di bulan kesepuluh ini, tercatat di rata-rata 1,64 hari. Kemudian, rata-rata lama menginap tamu mancanegara pada Oktober ini dibanding September (month-to-month), mengalami kenaikan sebesar 0,52 hari. Sedangkan, pada rata-rata lama menginap tamu nusantara tidak mengalami perubahan. Lebih lanjut, terang Anggoro, jika diamati dari perkembangan rata-rata lama menginap tamu setiap bulannya, periode tahun sebelumnya hingga tahun ini di bulan yang sama, maka rata-rata lama menginap tamu paling tinggi ada di Juni tahun ini. Sebesar 2.10 hari.   Mei tahun ini, juga dibeberkan Anggoro menjadi rata-rata lama menginap tamu paling rendah pada kurun waktu tersebut. Hanya sebesar 1,35 hari saja. Selain itu, jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke wilayah Kaltim di Oktober ini tercatat hanya 1 pengunjung saja. Yang berarti, wisman di Kaltim mengalami penurunan sebanyak 8 kunjungan jika dibanding September (month-to-month). "Wisman pada Oktober ini jika dibandingkan dengan Oktober lalu (yoy), mengalami penurunan (sebanyak) 319 kunjungan," ucap Anggoro. Menurut asal regional negara, wisman yang berkunjung ke Kaltim di Oktober ini berasal dari kawasan ASEAN. Peranan regional ASEAN tersebut, diterangkan Anggoro, mencapai 100 persen terhadap total kunjungan wisman di Oktober tahun ini. Sementara itu, Sekretaris Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kaltim Muhammad Zulkifli memberikan tanggapan. Khususnya mengenai kunjungan wisman yang hanya 1 pengunjung saja. Menurut Muhammad Zulkifli ini wajar saja terjadi. Lantaran kebijakan pemerintah daerah yang masih membatasi kunjungan wisman. Dikatakan Muhammad Zulkifli, tiap daerah memiliki kebijakan yang berbeda. Khususnya soal pembatasan tersebut. Ini, tergantung pada situasi pandemi yang terjadi di tiap daerah. "Informasinya kan, kalau tidak salah Desember ini (dibuka). Entah itu akhir (Desember) atau bagaimana," terang Zulkifli, sapaanya, saat dihubungi, Rabu (2/12). Namun, Zulkifli mengaku sempat menyayangkan kebijakan pemerintah daerah (Pemda) mengenai pembatasan tersebut. Dirinya juga sempat memberikan contoh kasus. Yakni, beberapa waktu lalu, spesifiknya kapan tidak dijelaskan Zulkifli, ada rombongan wisman dari Spanyol yang datang ke Kaltim. Rombongan wisman Spanyol tersebut ingin memasuki wilayah Derawan. Informasi yang diperoleh Zulkifli dan disampaikan kepada wartawan Disway Kaltim, rombongan ini masuk lewat Kalimantan Selatan (Kalsel) untuk wisata ke wilayah Derawan. "Cuma ditolak. Bukan masyarakat yang menolak, tetapi karena kebijakan pemda tersebut soal (pembatasan) wisman (yang) masih diberlakukan," beber Zulkifli. Dikatakan Zulkifli, jika surat edaran tersebut belum secara pasti ditegaskan soal statusnya. Apakah wisman diperbolehkan masuk di Kaltim pada Desember ini atau tidak. Namun, kunjungan wisman di Kaltim jika tetap belum ada kejelasan maka akan otomatis akan terbatas. "Mengenai kunjungan wisman yang terbatas dan jauh dibanding yang (tahun) lalu, ya wajar. Karena kebijakan Pemda berbeda-beda. Kita perlu support," pungkasnya mengakhiri. (nad/eny)
Tags :
Kategori :

Terkait