Ini Pengakuan Wakar Pencetak Pil Koplo di Gudang Sekolah

Rabu 02-12-2020,09:00 WIB
Reporter : admin12_diskal
Editor : admin12_diskal

Hati-hati dalam berkawan. Salah pilih teman, bisa menjerumuskan ke dalam penjara. Ini yang menimpa KS (49). Seorang wakar yang terciduk membuka “pabrik” pil koplo jenis dobel L di gudang sekolah.

nomorsatukaltim.com - DIA dulu punya teman sekolah. Inisialnya PR. Kawannya itu kini telah sukses. Punya banyak rumah dan mobil. Ingin sekali KS mengikuti jejak temannya itu. Meski usaha yang dilakukan PR itu merupakan bisnis haram: mengolah dan mengedarkan pil koplo. KS pun menghubungi kawannya. Menanyakan cara agar sukses seperti PR. Bujuk rayu PR pun meluncur. Meminta wakar sekolah ini mengikuti jejaknya. Baca juga: Pabrik Narkoba di Gudang Sekolah, Kadisdik Sesalkan "Saya tergiur ajakan teman saya (PR), dia sekarang punya rumah banyak sama mobil. Dia bilang ikut bisnisnya dia saja. Katanya dia, karena bisnis itu, tidak sampai setahun, dia sudah bisa beli banyak rumah dan punya mobil," terang KS ketika ditemui di Mapolresta Samarinda, Selasa (1/12/2020). Bosan hidup serba terbatas, KS akhirnya tergiur untuk coba-coba mencari peruntungan di bisnis obat-obatan terlarang tersebut. "Katanya kalau mau usaha itu, bisa pesan ke dia. Alat-alat sama bahannya didatangkan dari Jakarta. Jadi saya tinggal mencari modal," sambungnya. KS sempat berpikir keras, untuk mencari modal membeli peralatan produksi dan bahan baku membuat dobel L. Hingga akhirnya, pria 49 tahun itu mendatangi saudara iparnya. Meminta tolong dipinjamkan surat tanah untuk digadaikan. Kepada iparnya itu, KS mengaku hendak membuka usaha obat medis. Baca juga: Polisi Gerebek Gudang Sekolah yang Jadi Pabrik Dobel L Singkat cerita, surat tanah yang ada di genggaman KS digadaikan ke salah satu bank. Dari sana, ia mendapatkan uang sebesar Rp 50 juta. "Rp 25 juta saya kasih ke istri untuk renovasi rumah. Sisanya saya pakai buat modal beli bahan sama alatnya ke PR," ucapnya. Sementara itu, kepada sang istri, KS mengaku modal Rp 25 juta itu hendak digunakan membuka usaha jual beli besi tua bersama PR. "Alat dan bahannya ini datang Oktober," ujarnya. Selang beberapa hari kemudian, bahan baku dan peralatan produksi pun tiba melalui jasa pengiriman barang. Lantaran belum memiliki tempat untuk meracik dobel L, KS kemudian menaruh peralatan dan bahan baku itu ke gudang sekolah tempatnya bekerja. "Saya diajarkan bagaimana cara mencetak pil. Saya juga dijanjikan PR, nanti setelah mencetak pil, dia yang bertugas memasarkan, tidak sampai setahun pasti ada hasil, katanya. Jadi nanti saya bisa langsung tebus surat tanah dan nikmati hasil keuntungan," tukasnya. Setelah mendapatkan ilmu dari PR, KS langsung memulai meracik dobel L di dalam gudang kecil itu, berbekal cara mencetak pil dari PR. Namun berjalannya waktu, dobel L racikan KS hasilnya tak sempurna. Kebanyakan pil koplo yang dia buat mudah hancur. Namun saat hendak bertanya lagi cara membuat dobel L, PR sudah tak dapat dihubungi maupun ditemui. "Jadi habis ngajarin buat pil, PR hilang enggak tahu di mana dia sekarang. Awalnya waktu diajarkan, pas dicetak mau. Tapi setelah PR tidak bisa ditemui, hasil cetakan saya kebanyakan hancur pilnya," jelasnya. Meski PR tak dapat lagi dihubungi, tak membuat KS patah arang. Dia tetap berusaha meracik dobel L seorang diri. Dengan mencari tutorial di dunia maya. Dari sana ia mendapatkan nama bahan baku campuran untuk memadatkan pil. "Banyak kok dijual di Samarinda (bahan bakunya)," bebernya. Sejak itu, ia mampu memproduksi dobel L dalam jumlah banyak. Per harinya, KS mampu menghasilkan 300 butir. Pil koplo yang berhasil ia racik kemudian ia kumpulkan. Namun belum sempat diedarkan, dia sudah keduluan ditangkap polisi. "Saya belum edarkan, saya bingung juga mau dijual ke mana. Kemarin yang mau memasarkan kan PR. Jadi saya cuman buat saja," ucapnya. KS mengaku menyesal telah memulai bisnis memproduksi dobel L. Karena bujukan PR, kini dia harus mendekam di penjara. Dengan meninggalkan beban utang pada saudara iparnya. "Saya menyesal, enggak tahu bakal begini. Saya minta maaf sama istri dan ipar saya," tandasnya. Sementara itu dikonfirmasi terpisah, Kasat Reskoba Polresta Samarinda AKP Andika Dharma Sena, melalui Iptu Abdillah Dalimunthe mengungkapkan, pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium dalam kandungan dobel L yang dibuat oleh tersangka. "Hasilnya belum keluar, kita masih menunggu. Yang diuji ada alat bahan dan pilnya," ungkapnya dikonfirmasi, Selasa (1/12/2020) siang. "Yang jelas itu campurannya ada dua bahan serbuk, obat sirup maag. Dan setelah berhasil membuat dobel L ini, dia tinggal mencari logo untuk pil hasil produksinya, yang belum dia dapat," sambungnya. Dalimunthe membenarkan, pelaku membuat pil dobel L, hanya berbekal dari menonton video tutorial yang terdapat di youtube. Ia membeberkan, dari hasil pengungkapan kasus tersebut, pihaknya berhasil mengamankan sejumlah barang bukti. Berupa empat poket berisikan pil racikan obat keras tanpa merek dobel L sebanyak 3.300 butir, satu poket berisikan enam butir pil dobel L, satu buah sendok, satu buah ulekan, satu buah layah, satu ember berisikan serbuk, dan satu botol berisikan cairan merek Revanal. Kemudian satu botol obat maag merek Mylanta, satu poket besar berisikan serbuk seberat 40,4 gram, satu poket besar berisikan serbuk seberat 3,9 gram bruto, serta satu poket besar berisikan serbuk seberat 89,3 gram bruto. Lalu ada pula satu buah saringan, dua bendel plastik ukuran besar, satu buah oven, satu unit alat pencetak pil, satu buah nampan alumunium, dan satu unit ponsel android Samsung warna gold. Dalimunthe mengatakan, pihaknya masih mendalami kasus tersebut. Selain itu, pihaknya masih mengejar tersangka lain berinisial PR, yang disebut sebagai penyalur alat maupun bahan. "Bilangnya hanya disuruh untuk memproduksi, kalau yang jual nantinya temannya itu (PR). Ini juga masih akan kami dalami lagi terkait rekan pelaku, tetapi ngakunya belum ada dijual," ucapnya. Dia pun menegaskan, dobel L yang dibuat pelaku belum sempat diedarkan. Belum ada indikasi keterlibatan pihak sekolah atas tindakan tersangka. Diketahui, tersangka sengaja memproduksi dengan memanfaatkan situasi sekolah yang dalam keadaan kosong selama pandemi COVID-19. "Kalau indikasi itu diedarkan di sekolah kami belum bisa pastikan, masih akan kami dalami lagi keterangan pelaku KS, karena dia mengaku belum ada dijual, apalagi sekolah masih libur," terangnya. Disinggung terkait peredaran pil koplo jenis dobel L selama dua tahun terakhir yang melibatkan pelajar sekolah, Dalimunthe mengatakan pihaknya belum ada menangani kasus tersebut. "Selama 2019 sampai akhir tahun ini, baru dua yang kami tangani terkait peredaran dobel L. Namun tidak ada pelajar yang terlibat," pungkasnya. Sementara itu, dikonfirmasi terpisah, Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Samarinda juga memastikan, sepanjang 2019 hingga Desember 2020, pihaknya belum pernah menangani kasus peredaran pil koplo di kalangan pelajar. "Belum ada kasus dobel L yang kami tangani kasus pelajar," singkat Humas BNNK Samarinda, Ahmad Fadholi. (aaa/zul)
Tags :
Kategori :

Terkait