“Tapi saya rasa penghinaan seperti itu tidak perlu diperhatikan. Karena yang menjadi taruhan adalah keselamatan rakyat,” ujarnya.
Ade menegaskan, TNI dilibatkan dalam penertiban tersebut bukan semata karena pemerintah takut dengan suara kritis dari masyarakat. Tetapi semata ditugaskan untuk menyelamatkan rakyat Indonesia.
Pendukung fanatik Jokowi ini mengatakan, TNI tidak hanya ditugaskan untuk berperang melawan kekuatan asing. Dalam beberapa kesempatan, aparat militer layak dilibatkan dalam menghadapi ancaman yang membahayakan bangsa dan negara. “Karena itu, mari terus dukung pemerintah Jokowi, TNI, dan Polri,” pungkas Ade.
Sebelumnya, Politisi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Fadli Zon mengatakan, euforia kedatangan Habib Rizieq justru ditanggapi berlebihan oleh pemerintah. Belakangan, spanduk-spanduk yang memuat gambarnya diturunkan oleh prajurit TNI.
Seharusnya, kata dia, penurunan spanduk tersebut bisa dilakukan Satpol PP. Atau institusi yang berada di bawah Satpol PP DKI Jakarta. “Ini sangat memprihatinkan. Karena baliho bukanlah sebuah ancaman,” tegasnya.
Apalagi spanduk dan baliho itu memuat kata-kata positif. Seperti penyampaian Dirgahayu Indonesia dan ajakan agar masyarakat mewaspadai bahaya COVID-19.
Fadli mengatakan, TNI memiliki senjata. Karena itu, militer bukanlah lawan rakyat. Apalagi berhadap-hadapan dengan ulama.
Dia menjelaskan, militer memiliki tugas pokok dan fungsi yang sudah diatur dalam Undang-Undang TNI. Saat ini, militer seharusnya bertugas menjaga Laut China Selatan atau wilayah di ujung timur yang ingin memisahkan diri dari Indonesia.
Fadli menginginkan TNI memiliki alutsista yang kuat dan berjuang untuk mempertahankan NKRI dari berbagai ancaman. “Bukan menurunkan baliho,” ujarnya. (qn)