Masih Covid
Sabtu 21-11-2020,10:49 WIB
Reporter : Y Samuel Laurens
Editor : Y Samuel Laurens
Balikpapan, Nomorsatukaltim.com - PEKAN ini saya menemani istri melakukan perjalanan ke Kalimantan Selatan dan Jawa Timur. Kami naik pesawat dari Balikpapan ke Banjar Baru pada hari Senin (16/11/2020). Hari Rabu (18/11/2020) naik pesawat dari Banjar Baru ke Surabaya.
Selama musim virus Corona (Covid) ini, saya sudah beberapa kali menemani istri. Melakukan perjalanan dengan pesawat. Istri saya selalu memilih terbang dengan Garuda atau Citilink.
Saya sendiri sudah rutin terbang. Sejak penerbangan domestik di negeri kita dioperasikan, di musim virus Corona (Covid), bulan Juni 2020 lalu. Sedikitnya dua kali setiap minggunya. Saya sudah terbang naik Garuda, Citilink, Lion maupun Batik Air.
Sudah pula saya ceritakan kepada istri. Bahwa Garuda dan Citilink menerapkan protokol kesehatan. Di setiap baris kursi tempat duduk, selalu ada yang dikosongkan. Tidak diduduki. Demikian pula dengan Batik Air. Kecuali Lion Air yang mengisi semua tempat duduk. Tanpa ada jarak.
Maka istri saya pun hanya mau terbang dengan Garuda. Atau setidaknya dengan Citilink. Harga tiketnya pun lebih mahal. Bisa sampai lima puluh persen. Maka saya bilang ke istri, jika naik Garuda atau Citilink harus bayar sendiri.
Ternyata bagi dia, lebih baik membayar harga tiket lebih mahal. Yang penting merasa lebih aman dari ancaman Covid. Maklum, dia punya bagi hasil deposito yang cukup besar. Itu berkat hidup hemat. Sehingga bisa menabung sejak puluhan tahun silam.
Bagi orang-orang berduit, gaya hidup sehat adalah kesehariannya. Meski sering kali harus membayar cukup mahal untuk itu. Selain itu, jika sampai terpapar Covid, tak terperikan deritanya.
Simaklah testimoni kawan karib saya. Yang baru saja terpapar Covid. Dan baru minggu ini boleh meninggalkan salah satu rumah sakit di Balikpapan. Berikut testimoninya:
“Pengalaman saya, proses penyembuhan berat. Sehari disuntik di tangan 9 kali, suntik perut dua sekali, tiga hari sekali diambil darah di tangan dan paha. Diambil darah di paha menyakitkan. Tiga kali tusuk baru kena nadinya. Minum obat sehari 30 biji, sehari tiga kali diinfus, tiga kali hidung diuap, napas pake oksigen. Dikurung tidak boleh keluar, tiga hari sekali foto rongsen paru. Tidak boleh dijenguk. Kalau tidak tahan bisa stress”.
Tentu penderitaan seperti testimoni di atas tidak diinginkan oleh orang-orang berduit. Maka bisa dimaklumi jika mereka memilih membayar lebih. Asalkan merasa aman dari ancaman Covid.
Coba bandingkan harga tiket Garuda dari Balikpapan ke Banjar Baru. Untuk sekali terbang, per orang Rp 891.500. Sedangkan harga tiket Lion untuk tujuan sama, sekali terbang Rp 472.400. Anda bisa cek harga tiket itu di Traveloka. Untuk jadwal terbang Senin lusa, tanggal 23 November.
Senin yang lalu kami diangkut Garuda dengan pesawat Bombardier. Kursinya dua baris di sebelah kanan. Dan dua baris di sebelah kiri. Dipisahkan jalan lorong. Saya duduk di sisi kanan sendirian. Karena satu kursinya sengaja dikosongkan. Istri saya duduk di sisi sebelah kiri. Juga sendiri. Karena satu kursinya juga dikosongkan. Maksudnya untuk menjaga jarak antar-penumpang. Saat itu, semua baris kursi diatur demikian. Dari baris paling depan sampai baris paling belakang.
Tampaknya Garuda semakin kuat citranya di kalangan orang berduit. Sebagai pilihan utama untuk terbang.
Di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Balikpapan, Blue Sky sudah sejak awal November ini membuka lagi executive lounge, yang mereka tutup sejak Covid merebak. Di Bandara Syamsuddin Noor Banjar Baru, Concordia juga sudah mengoperasikan executive lounge mereka di terminal baru.
Suasana di kedua executive lounge tersebut, hari itu, tampak cukup ramai dikunjungi calon penumpang pesawat. Adakah ini pertanda aktivitas bisnis di bandara cenderung normal?. (zam)
Tags :
Kategori :