Samarinda, nomorsatukaltim.com – Sekilas, klub motor kegiatannya hanya nongkrang-nongrong di tepi jalan. Membariskan kendaraan dengan rapi agar terlihat gagah saat pelintas jalan melirik. Selebihnya ya bincang-bincang sampai larut malam.
Sesekali, mereka melakukan touring. Baik hanya dalam kota, lintas daerah di Kaltim. Atau pun ke provinsi dan pulau berbeda.
Tapi klub yang satu ini berbeda. Namanya Tembikar Samarinda. Singkatan dari Tepian Mahakam Bikers. Sangat Samarinda ya namanya.
Awal terbentuknya Tembikar karena melihat tingginya animo masyarakat Samarinda membentuk komunitas motor. Yang mayoritas homogen. Setiap merk atau tipe motor punya klub masing-masing. Jumlah klub motor mencapai ratusan.
Lalu suatu ketika beberapa perwakilan klub kumpul bersama. Kopdar tipis-tipis. Berlanjut ke diskusi lebih serius. Untuk membentuk satu klub lagi. Yang nantinya jadi komunitas induk. Untuk mengayomi seluruh klub motor di Samarinda. Dan terbentuklah Tembikar Samarinda ini.
Selain sebagai wadah penyalur hobi. Tembikar juga memiliki program kerja yang menyasar pengguna motor non klub. Termasuk juga para siswa sekolah.
Bukan apa-apa, di Samarinda ini. Tingkat kecelakaan lalu lintas oleh siswa sekolah masih cukup tinggi. Penyebabnya beragam. Dari kondisi jalan, sampai sikap ungah para siswa itu. Di usia belasan memang memiliki kecenderungan mengendarai motor dengan kecepatan di atas rata-rata.
Sayangnya hobi ngebut-ngebutan itu tak diimbangi dengan kesadaran dan pengetahuan berkendara. Fenomena ini membuat Tembikar Samarinda resah. Mereka lalu bersepakat untuk mengajari para siswa tata cara mengendarai motor yang aman. Termasuk juga soal aturan-aturan di jalanan.
Agar ke depan, tingkat kecelakaan pengendara muda bisa ditekan. Agenda ini awalnya akan diadakan pada Juni 2020 lalu. Bersamaan dengan hari jadi komunitas tersebut. Tapi terhalang pandemi. Karena selain harus melakukan pembatasan fisik dan sosial. Sekolah-sekolah juga diliburkan.
“Kasihan mereka kalau asal ngegas. tanpa bekal pengetahuan savety-riding yang cukup,” jelas Aldrie, ketua Tembikar Samarinda, Jumat (13/11/2020).
Mereka kini sedang menunggu waktu yang tepat untuk melakukan agenda itu di beberapa sekolah di Samarinda.
Intensitas pertemuan anggota Tembikar sendiri cukup tinggi. Sampai 3 kali seminggu. Yakni malam Senin, Kamis, dan Minggu. Biasanya mereka berkumpul di sekitaran Stadion Segiri Samarinda.
“Sebelum pandemi kami rutin kumpul, ada saja yang dibahas. Selain program edukasi itu. Paling sering donor darah,” tambah Aldrie.
Aldrie sendiri berasal dari komunitas motor Tiger. Kegiatan rutin lain yang mereka lakukan adalah menggelar event modifikasi motor. Hal itu bertujuan agar anggota komunitas lebih kreatif. Tanpa mengurangi perangkat keselamatan dalam berkendara.
“Ada even kejuaraan modifikasi. Itu salah satu konsep eventnya kita serahkan ke komunitasnya langsung. Jabstyle salah satunya. Supaya lebih total. Dengan tema mereka sendiri tanpa mengurangi sisi keselamatan,” ungkap Aldrie yang juga pegawai kementrian Balai Wilayah Sungai itu.
Disinggung soal izin komunitasnya. Sejak awal berdirinya sudah mendapat restu dari kepolisian. Sebagai bentuk tanggung jawab usai mendapat izin. Seluruh anggota diharuskan memiliki pengetahuan luas dan sadar diri. Agar tidak urak-urakan saat melakukan touring.