Samarinda, nomorsatukaltim.com – Kaltim akan mengirimkan lima orang atlet terbaiknya pada turnamen biliar tingkat nasional di Bali. Tunamen bertajuk Bali Tour and Tournament itu akan dihelat pada 7 sampai 16 Desember 2020. Bertempat di Lippo Mall Kuta, Bali. Mempertandingkan dua kelas, 10 Ball Open dan 9 Ball Open Handicap.
Turnamen ini menjadi sangat penting bagi cabor biliar karena merupakan kejuaraan tingkat nasional pertama sejak pagebluk menghantam Indonesia.
Ketua Persatuan Olahraga Biliar Seluruh Indonesia (POBSI) Kaltim, Ismail mengaku lega bisa mengikuti kejuaraan ini. POBSI sendiri tak memiliki target muluk-muluk. Karena ajang ini lebih diharapkan bisa menambah jam terbang atlet yang juga akan bertarung di PON XX Papua nanti.
Mendapat lawan tanding sepadan atau mungkin lebih tinggi di turnamen nanti bisa dikatakan sebagai laga uji coba. Maka meski tak dibebani target juara, atlet tetap dituntut mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Paling tidak apa yang menjadi kekurangan bisa dievaluasi segera. Mumpung masih banyak waktu sebelum PON.
Lebih dari itu, atlet tetap membawa nama personalnya di kejuaraan itu. Maka jika tampil buruk. Citra si atlet sendiri yang jadi taruhannya.
“Alhamdulillah, ini merupakan kejurnas cabang olahraga biliar pertama yang dilakukan di masa pandemi ini ya. Setelah sekian lama vakum kejuaraan setingkat nasional,” ujar Ismail, Kamis (12/11/2020)
Kelima atlet tersebut diminta tampil lepas tanpa beban. Terpenting paham-paham saja. Bahwa tidak ada target juara, bukan berarti mereka memiliki pembenaran jika tampil buruk.
“Jadi, turnamen itu sebagai ajang pemanasan atlet biliar kita ya. Supaya juga ada modal pada even kejurnas sebelum agenda PON Papua nanti,” tambahnya.
Salah satu atlet yang akan bertanding, Rusdi. Mengaku gembira atas keikutsertaannya di turnamen level nasional ini. Karena sejauh ini ia hanya mengikuti beberapa turnamen tingkat kota saja. Ia sudah sangat mendambakan bertarung di level yang lebih tinggi untuk menguji teknik dan lebih-lebih mental bertandingnya. Sesuatu yang terus ia kuatkan selama beberapa bulan terakhir.
Bagaimana pun bermain di level nasional memiliki tingkat kesulitan yang berbeda. Punya tekanan yang berbeda. Adrenalin atlet juga bakal lebih tinggi terpacu. Hingga memerlukan taktik dan konsentrasi yang lebih tinggi pula.
“Alhamdulillah ya, bisa diikutkan pada kejuaraan itu, Mas. Momen yang tepat. Supaya kami bisa mendapatkan pengalaman lebih. Kan sebentar lagi kami juga harus tanding di PON,” urainya saat ditemui di turnamen rumah biliar ATA88.
Dikatakan Rusdi. Memang untuk olahraga biliar ini sedikit unik. Meski seorang atlet itu sudah begitu terlatih dan terampil memainkan bola bundar di meja biliar. Ada satu hal yang juga tak kalah pentingnya. Yaitu soal hoki. Persoalan ini merupakan sebuah momok bagi para atlet biliar. karena berhubungan dengan mood atau kondisi mental pemain. Solusinya juga hanya pemain itu sendiri yang mengetahuinya.
“Jadi, Mas. Olahraga biliar ini unik. Beda dengan olahraga lain. Kalau biliar ini dalam suatu pertandingan kan harus dilakukan berulang-ulang. Dalam satu game bisa diambil 5-7 kemenangan. Kayak di Bali nanti itu. Dan satu hal yang akan sangat menentukan adalah soal hoki. Ini yang paling susah kita lalui,” pungkasnya. (frd/ava)