Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Flyover Muara Rapak Balikpapan memiliki beberapa perbedaan dengan flyover Air Hitam di Samarinda.
Saat ini Detail Engineering Design (DED) sedang direvisi. Revisinya kemungkinan akan ada perubahan anggaran. Yang tadinya memerlukan sekitar Rp 183 miliar, sekarang dihitung kembali oleh Dinas PU Pemprov Kaltim.
“Ini kan direvisi. Misalnya lebarnya dikurangi. Sehingga bentuk konstruksi dan lahan yang digunakan akan berkurang. Saya kira sangat mungkin dilaksanakan segera,” ungkap Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi.
Baca juga: Bawaslu Benarkan Surat Beredar Terkait Rekomendasi Diskualifikasi Paslon pada Pilkada Kukar
Sebelumnya, pemkot juga sudah melakukan survei lahan. Hasilnya, lahan tersebut mencakup sebagian milik masyarakat, milik Pertamina dan ada juga lahan pemkot.
“Mungkin yang kita sosialisasikan yang punya masyarakat saja sebagian. Mungkin dari 1,5 hektare. Kalau direvisi, mudah-mudahan tidak terlalu masalah lahannya,” harap wali kota dua periode itu.
Fly over sendiri akan dibangun di Jalan Soekarno Hatta, di depan Polsek Balikpapan Utara, menuju Jalan Ahmad Yani. DED sudah dibuat 2014 lalu. Adapun panjangnya diperkirakan sekitar 550 meter. Lebih pendek dari fly over Air Hitam di Samarinda yaitu 601 meter.
Estimasi anggaran mencapai Rp 214,7 miliar, saat dihitung tahun 2014 lalu. Sejumlah bangunan dan lahan akan kena dampak. Contohnya ruko, hotel, SPBG, sebagian lahan Rapak Plaza dan RTH milik Pertamina.
Jika proyek itu dibangun, maka fly over Rapak akan menjadi yang kedua di Kalimantan. Setelah fly over Air Hitam di Samarinda lebih dulu terbangun 2015 lalu. (ryn/boy)