Uang Elektronik Perlahan Geser Dominasi Bank

Kamis 12-11-2020,08:09 WIB
Reporter : Disway Kaltim Group
Editor : Disway Kaltim Group

Jakarta, nomorsatukaltim.com – Dikutip dari Antara, uang elektronik saat ini bukan semata gaya hidup. Melainkan kebutuhan utama bagi mereka yang tinggal di kota besar. Dari mulai untuk kebutuhan membayar belanja, tarif tol, beli makanan di restoran, hingga naik transportasi publik.

Uang elektronik sekaligus menjelma menjadi kebutuhan dan solusi di tengah pandemi ketika pembatasan sosial dilakukan lebih ketat di tengah pandemi.

Hal itulah yang mendorong penggunaan transaksi uang elektronik mengalami pertumbuhan yang signifikan saat memasuki era internet of things.

Berdasarkan data dari Bank Indonesia (BI), jumlah uang elektronik di Indonesia pada Januari hingga Oktober 2019 mencapai 292,3 juta unit. Dengan total transaksi sebesar Rp 145,2 triliun.

Jumlah ini mengalami peningkatan drastis dibandingkan pada 2015 yang hanya mencapai 41,9 juta unit. Dengan transaksi sebesar Rp 5,3 triliun.

Terlebih di masa pandemi ini, BI mencatat jumlah transaksi menggunakan uang elektronik atau yang dikenal pula dengan sebutan e-money ini telah mencapai lebih dari 400 juta transaksi dalam satu bulan pada 2020.

Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) menyebut, besarnya volume transaksi e-money di Tanah Air selama pandemi tidak hanya berasal dari kontribusi aktivitas individu. Tetapi juga hampir semua sektor bisnis. Mulai dari UMKM hingga bisnis menengah dan besar.

Gubernur BI Perry Warjiyo sebelumnya mengatakan, pihaknya akan mendorong berbagai sektor usaha, termasuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Agar memanfaatkan uang elektronik. Termasuk layanan Kode QR untuk mencakup seluruh transaksi dalam usaha mereka.

Uang elektronik memiliki nilai lebih dari berbagai sisi. Termasuk meningkatkan literasi keuangan di kalangan masyarakat dan memberikan kemudahan serta kepraktisan dalam transaksi keuangan.

TRANSAKSI DIGITAL

Tingginya penggunaan e-money di Indonesia membawa angin segar. Salah satunya untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional. Peluang ini dimanfaatkan maksimal oleh PT Jatelindo Perkasa Abadi untuk turut juga mengembangkan ekosistem transaksi digital.

Sebagai perusahaan biller aggregator yang telah beroperasi selama 16 tahun, Jatelindo menawarkan kepada masyarakat di Tanah Air berupa penyediaan layanan koneksi biller atau tagihan pada berbagai perusahaan besar di berbagai sektor bisnis. Antara lain PLN, pulsa dan BPJS Kesehatan. Juga perbankan seperti Mandiri, BNI, BRI Syariah, dan bank-bank lainnya serta ritel modern (Indomaret, Alfamart, Superindo) dan sejumlah marketplace.

Dari layanan tagihan tersebut, perusahaan itu berhasil membukukan catatan jumlah transaksi rata-rata sekitar Rp 7 triliun per bulan. Dengan jumlah transaksi lebih dari 40 juta transaksi per bulan.

Direktur Utama PT Jatelindo Perkasa Abadi, Idham Hadju mengatakan, peluang pasar untuk bidang transaksi digital di Indonesia masih sangat besar.

Oleh karena itu, pihaknya bertekad akan selalu meningkatkan pelayanan yang inovatif dan merilis produk-produk yang solutif. Demi memenuhi kebutuhan mitra komunitas yang makin beragam.

Pencapaian transaksi dari perusahaan yang dirintisnya itu disebutnya tak terlepas dari peran komunitas PPOB (Payment Point Online Bank) yang telah bermitra selama bertahun-tahun. Seperti komunitas penjual pulsa, koperasi, warung, dan loket-loket pembayaran tagihan lainnya. Jumlahnya mencapai lebih dari ratusan ribu loket.

Selain melayani beragam tagihan seperti PLN, BPJS dan PDAM, tahun lalu perusahaan juga meluncurkan Narobil. Sebuah platform yang membantu komunitas-komunitas informal seperti komunitas olahraga, UKM, RT/RW, dan pembelajaran (sekolah) untuk melakukan penagihan digital.

Ini sebagai cermin jika layanan keuangan yang terintegrasi secara online menjadi peluang tersendiri bagi para pelaku UMKM di Tanah Air. Untuk memanfaatkan celah bisnis dari bisnis transaksi digital.

PLATFORM E-MONEY

Lebih lanjut dalam transaksi digital, inovasi platform e-money juga banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang ini. Banyak di antara mereka yang berinisiatif membuat platform e-money untuk bertransaksi digital di segmen komunitas.

Fello yang dirilis perusahaan biller aggregator sejak 2004 misalnya melakukan terobosan solutif dengan meluncurkan platform e-money untuk memberikan kemudahan bertransaksi bagi komunitas.

Tags :
Kategori :

Terkait