Derap Langkah Gasifikasi Batu Bara

Senin 09-11-2020,09:47 WIB
Reporter : Disway Kaltim Group
Editor : Disway Kaltim Group

Jakarta, nomorsatukaltim.com - Direktur Utama PT Bukit Asam (Persero) Tbk atau PTBA Arviyan Arifin mengatakan, proyek gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) dengan nilai investasi US$ 2,1 miliar atau sekitar Rp 30,45 triliun (kurs Rp 14.500 per dolar AS) akan dimulai pada kuartal I atau II-2021.

Ia menyebut, tiga perusahaan yang terlibat dalam proyek yakni PTBA, PT Pertamina (Persero) dan Air Products sedang dalam pembahasan perjanjian bisnis. Diharapkan kesepakatan bisa ditandatangani sebelum akhir 2020.

Jika waktu dimulainya proyek berjalan sesuai rencana, pabrik gasifikasi diperkirakan dapat mulai beroperasi pada kuartal II-2024. “EPC (engineering procurement construction) mulai kuartal I atau kuartal II-2021. Sedang disiapkan kerja sama legal process pembahasan draf perjanjian dengan Air Products dan Pertamina. Diharapkan bisa tanda tangan di November tahun ini. Apabila semua kesepakatan bisnis sudah disepakati,” ujarnya dalam video conferece baru-baru ini.

Arviyan menerangkan, investasi pembangunan proyek termasuk biaya produksi seluruhnya akan ditanggung oleh Air Products, mitra bisnis yang berasal dari Amerika Serikat (AS).

Proyek ini menggunakan skema built-operate-transfer (BOT). Jangka waktunya hingga 20 tahun. Dalam tahap awal, Bukit Asam hanya akan bertindak sebagai pemasok batu bara berkalori rendah untuk bahan baku DME hingga satu tahun proyek tersebut berjalan.

Setelah proyek berjalan satu tahun, barulah mereka diberikan opsi untuk memiliki kepemilikan saham pada perusahaan patungan tersebut. Kendati demikian, setelah BOT habis masa berlakunya, proyek ini akan menjadi proyek patungan (joint venture/JV) antara PTBA dan PT Pertamina (Persero). “Jadi, setelah 20 tahun pabrik ini akan dimiliki oleh join venture PTBA dan Pertamina. Itu opsinya,” terang Arviyan.

Proyek gasifikasi merupakan bisnis hilirisasi batu bara. Proyek tersebut akan menghasilkan synthesis gas (syngas) hingga DME sebagai substitusi Liquified Petroleum Gas (LPG/elpiji) rumah tangga.

Bila terealisasi, perusahaan mengestimasi bisa menghasilkan 1,4 juta ton DME per tahun. Dengan kebutuhan batu bara 9,2 juta ton per tahun.

DAMPAK GASIFIKASI

Prospek kinerja emitan baru, PTBA, bakal membaik ke depan. Apalagi emiten pelat merah ini rajin melakukan diversifikasi bisnis untuk mendorong kenaikan pendapatan.

Bukit Asam setidaknya tercatat memiliki tiga agenda bisnis saat ini. Mulai dari gasifikasi batu bara, proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mulut Tambang Sumsel 8, hingga rencana pengembangan panel surya.

Di segmen gasifikasi, PTBA sedang dalam tahap membangun pabrik pengolahan batu bara menjadi  DME yang berlokasi di Tanjung Enim, Sumatera Selatan.

Pabrik hilirisasi batu bara tersebut akan mengolah sebanyak 6 juta ton batu bara per tahun dan diproses menjadi 1,4 juta ton DME. Dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti elpiji.

Direktur Utama PTBA, Arviyan Arifin mengatakan, DME ini memiliki nilai keekonomian yang tinggi sebagai pengganti (substitusi) elpiji yang selama ini masih diimpor.

“Dengan adanya DME ini, maka tidak usah impor elpiji lagi. Artinya, kita menghemat devisa negara dan neraca perdagangan,” terang Arviyan saat paparan kinerja Bukit Asam yang digelar virtual pekan lalu. Berdasarkan hitungan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, potensi penghematan negara bisa mencapai Rp 8,7 triliun.

Adapun persiapan konstruksi proyek hilirisasi direncanakan dimulai pada pertengahan 2021. Sementara target operasi dibidik pada kuartal II-2024.

Analis Samuel Sekuritas Indonesia, Dessy Lapagu menilai, hilirisasi yang dilakukan PTBA akan bernilai positif. Sehingga sumber revenue PTBA diharapkan lebih terdiversifikasi lagi. Selain dari penjualan batu bara.

Hanya saja, Dessy memperkirakan, dampak positif diversifikasi terhadap kinerja PTBA masih akan berefek dalam jangka panjang. “Dalam waktu dekat (kinerja) masih didominasi penjualan batu bara,” terang Dessy.

Tags :
Kategori :

Terkait