Ekonomi Membaik

Sabtu 07-11-2020,12:22 WIB
Reporter : admin3 diskal
Editor : admin3 diskal

TANJUNG SELOR, DISWAY – Ekonomi di Kalimantan Utara (Kaltara), berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tetap tumbuh positif. Meski, pandemik COVID-19 berdampak pada sejumlah sektor di provinsi ke-34 ini.

BPS mencatat, periode Juli-September 2020, lapangan usaha di Kaltara mampu tumbuh 2,99 persen. “Meskipun masih menunjukkan kontraksi negatif bila dibandingkan dengan capaian triwulan III 2019, catatan pertumbuhan ekonomi di triwulan III (2020) menjadi sinyal positif pemulihan ekonomi di Kaltara,” ujar Kepala BPS Kaltara, Eko Marsoro, Jumat (6/11). Capaian pertumbuhan ekonomi yang positif berdasarkan Q to Q, menunjukkan dampak negatif pandemik COVID-19 terhadap lapangan usaha, mulai mereda. Dimana kegiatan lapangan usaha mulai berputar dengan normal. Setelah pemerintah memberlakukan kebijakan new normal. Namun, pertumbuhan ekonomi Kaltara secara Q to Q (triwulan ke triwulan), dimulai dari triwulan I-2020, merosot 1,38 persen akibat pandemik virus Corona. Bahkan pada triwulan II-2020, pertumbuhan ekonomi Kaltara terkontraksi lebih dalam hingga 6,95 persen. Dikatakan, bila mengacu pada kebijakan pemulihan ekonomi yang dicanangkan pemerintah pusat, lembaga pemerintahan hanya perlu berupaya kembali dalam menstimulus perputaran lapangan usaha. “Jika ini dijalankan dengan baik, kami yakin capaian pertumbuhan ekonomi Kaltara bisa lebih tinggi saat memasuki triwulan IV-2020. Atau sepanjang Oktober hingga Desember nanti,” kata Eko Marsoro. Selain pertumbuhan ekonomi, BPS Kaltara juga mencatat peristiwa ekonomi yang terjadi sepanjang triwulan III-2020. Dari sisi lapangan usaha, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, masih mengalami kontraksi negatif 0,15 persen. Kondisi tersebut, salah satunya disebabkan produksi padi dan tanaman hortikultura yang mengalami penurunan. Di samping itu, produksi kelapa sawit juga terpantau kurang maksimal. “Hanya peningkatan produksi udang saja yang menahan lebih dalam penurunan di sektor ini,” ujarnya. Lanjutnya, pada sektor pertambangan dan penggalian, diketahui terjadi peningkatan permintaan batu bara dari negara tujuan ekspor. Sehingga, memacu produksi dari perusahaan tambang. Lalu pada permintaan produk penggalian, juga mengalami hal serupa. Hal itu ternyata berbanding lurus dengan meningkatnya pengerjaan proyek konstruksi sepanjang triwulan III-2020. Secara keseluruhan, sektor ini mampu tumbuh positif 1,48 persen. Pada sektor industri pengolahan, juga terpantau sudah mulai bergairah. Ini tercermin dari peningkatan kegiatan produksi pada industri cold storage, serta industri kayu dan kayu lapis. “Di sektor konstruksi, capaian pertumbuhan ekonomi juga tergolong melesat tinggi. Dengan kinerja pertumbuhan positif di angka 12,63 persen, menjadi tertinggi kedua di bawah sektor pengadaan listrik dan gas,” sebutnya. Khusus lapangan usaha konstruksi, didukung terealisasinya proyek fisik pemerintah pada triwulan III-2020. Berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia, realisasi permintaan semen pun mengalami peningkatan. Begitu juga dengan produk material lain, sebagai bahan baku konstruksi. Termasuk di Kaltara. Berakhirnya kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Kota Tarakan, juga berdampak positif terhadap sektor transportasi dan pergudangan. Tercatat, pengguna jasa transportasi mulai meningkat. Baik melalui darat, sungai, udara, dan laut. Secara akumulatif, terdapat pertumbuhan positif 1,27 persen di sektor ini. */ZUH/REY
Tags :
Kategori :

Terkait