Samarinda, nomorsatukaltim.com – Dunia olahraga benar-benar uluh lantak dibuat pandemi. Jika tak boleh berlatih bersama tidak terlalu menjadi soal. Ditundanya semua kejuaraan sejak Maret lalu beda cerita lagi.
Kejuaraan sudah seperti kebutuhan bagi atlet. Baik untuk menjajal kemampuan, mencari pengalaman, sampai ada yang menjadikan sebagai mata pencaharian. Karena hadiah beserta bonus jika memenangkan kejuaraan terbilang besar.
Uang-uang yang terkumpul itu selain bisa untuk mengepulkan dapur. Juga untuk membiayai program latihan. Seperti mengupgrade alat latihan dan membeli suplemen tambahan untuk menopang fisik.
Dua atlet wushu-sanda Samarinda, Muhammad Salman dan Ivon Maulana adalah atlet yang cukup bergantung pada kejuaraan. Tidak ada kejuaraan, minim pula pemasukan. Untungnya mereka tak kehabisan akal.
Atlet beda generasi itu akhirnya bersepakat untuk menggunakan keahlian mereka di luar jalur prestasi. Yakni membuka jasa private. Tapi bukan kelas wushu yang dibuka. Melainkan kelas muaythai. Olahraga asal Thailand itu memang sedang naik daun di kalangan wanita.
Peluang itu mereka tangkap untuk menambah pundi pemasukan. Walau tidak terlalu besar, paling tidak cukup untuk menyambung hidup. Dan yang paling penting adalah. Mereka tidak harus meninggalkan profesi atletnya.
Saat olahraga masih aktif. Keduanya memang aktif di berbagai kejuaraan. Dari level daerah sampai level internasional. Keduanya juga termasuk atlet berprestasi karena kerap meraih hasil bagus. Terlebih Ivon Maulana yang sudah beberapa kali ambil bagian di kejuaraan wushu-sanda level Asia. Dua kali ia meraih medali perunggu. Saat kejuaraan dimainkan di Filipina dan Thailand.
Alasan memilih membuka jasa les private muaythai adalah karena selain sedang digandrungi. Muaythai juga tidak menuntut adanya kontak fisik. Beda dengan wushu.
Muaythai lebih mengedepankan gerakan personal. Jika dipelukan, akan menggunakan alat bantu seperti samsak, peding, kick pad, dan hand pad.
Tidak harus bertarung inilah yang membuat kaum wanita suka. Jadi muaythai tak ubahnya seperti senam pada umumnya. Yang kebanyakan tujuannya untuk menjaga berat badan dan ketahanan fisik. Hanya saja senam ala muaythai ini lebih ekstrem. Karena menggunakan gerakan pukulan dan tendangan.
“Awalnya sih lebih memanfaatkan momen aja, Mas. Masih pandemi. Sepi kejuaraan kan. Sementara saat sedang berlatih. Banyak yang minta diajarin muaythai. Akhirnya kami buka les itu,” ujar Ivon di tempat latihanya, Jumat (06/11/2020).
Di luar aktivitas melatih private. Keduanya tetap tak lupa dengan kewajiban sebagai atlet. Mereka tetap berlatih dengan porsi ideal. Sesuai dengan arahan pelatih. Latihan fisiknya memang lebih dominan ketimbang latihan teknik.
Di Porprov Kaltim 2022 nanti. Ivon masih memiliki hasrat untuk ambil bagian. Karena itu saat ini ia terus menyiapkan dirinya. Targetnya adalah meraih medali emas. Sesuatu yang belum pernah ia dapatkan dalam karier atletnya.
“Kalau untuk even kejuaraan daerah. Masih ingin tanding. Apalagi saya belum pernah dapat medali emas. Mudah-mudahan masih diberi kepercayaan sama pelatih ya,” pungkasnya penuh harap. (frd/ava)