Mufakat Kanjeng Sinuhun (6): Nada Ancaman

Jumat 06-11-2020,21:39 WIB
Reporter : Devi Alamsyah
Editor : Devi Alamsyah

Romi pun langsung mengontak Sinuhun Usrif. Volume suaranya ia keraskan. Supaya Abe dan Henry ikut mendengar. Pun begitu dengan dua rekan Romi. Terdengar nada dering panggilan menunggu. Tak diangkat.

Kemudian dicoba untuk yang kali keduanya. Barangkali nomor Romi tidak disimpan Sinuhun Usrif. Atau masih sibuk dengan aktivitas bisnisnya. Karena selain sinuhun, Usrif juga seorang pebisnis.

Akhirnya, panggilan kedua Romi diterima. Abe dan Henry benar-benar memasang telinga. Rasa penasaran mereka langsung bergelora. Apalagi jika nantinya ada informasi menarik dari Sinuhun Usrif.

“Hallo, iya..” suara dari balik telepon Romi.

“Hallo bang, ini Romi. Junior, junior,” kata Romi, mengenalkan diri, khawatir Sinuhun Usrif tidak mengenalinya.

“Oh iya, Romi.. iya..iya. Lagi di mana ini?”. “Baru kemarin sampai di Kota Ulin. Jadi keingetan Abang nah… hehehe…”.

Setelah berbasa-basi cukup lama, Romi pun menanyakan beberapa hal terkait kasus Perluasan Lahan Pertanian 1.000 hektare itu. Tiba-tiba suara Sinuhun Usrif pun berubah. Suasana percakapan tidak sehangat sebelumnya. Ketika itu, Usrif mengaku tidak terlalu mengetahui soal kronologi peristiwa tersebut.

“Oh begitu ya..?”

“Iya dek, saya sih dengar-dengar saja. Tapi kita belum tahu kasusnya seperti apa. Saya malah baru tahu dari berita,” terang Usrif.

Romi pun menceritakan bahwa dia lagi ngombrol bersama Kaum Hermes. Terkait pendalaman kasus tersebut. Apa benar terjadi penggelembungan dana dari 250 miliar menjadi 1,3 triliun itu. Dan lembaga tempat Romi bekerja pun berencana akan mendalami kasus tersebut.

“Ya, baik saja itu. Kalau teman-teman wartawan dan LSM mau mengangkat kasus itu. Saya support saja,” kata Usrif.

Percakapan pun berhenti. Tak ada hal penting yang disampaikan Sinuhun Usrif. Apalagi informasi menyangkut keterlibatan Kanjeng Sinuhun. Sia-sia saja. Romi segera menutup perbincangan.  

Henry mengernyitkan dahi. Pikir Henry harusnya Usrif tahu persoalan ini. Dia juga berada di Pokja Perekonomian di balai sinuhun itu. Yang membidangi kasus tersebut. Dari penelusuran Henry, Usrif juga disebut-sebut sebagai salah satu penggagas dari rasionalisasi anggaran.  

Romi pun masih percaya Usrif. “Ya, buktinya dia tidak tahu menahu,” kata Romi. Apalagi Sinuhun Usrif adalah salah seorang yang mengkadernya. Ketika di organisasi kepemudaan dulu.

Perbincangan mereka pun berlanjut. Dari soal kasus itu hingga nostalgia ketika kuliah. Terutama Romi dan Henry. Tak terasa waktu menunjukkan pukul 13.30. Sudah berjam-jam mereka asyik ngombrol. Henry dan Abe pun berencana pamit duluan. Apalagi Abe, yang sudah punya rencana jalan bareng istri dan anaknya. “Ini kan hari libur,” kata Abe, kemudian berdiri dan menyodorkan tangan menyalami Henry dan Romi.

Belum juga beranjak. Telepon Romi bordering. “Wah, Sinuhun Usrif,” kata Romi, setengah kaget. Abe pun mengurungkan langkahnya. “Loudspeaker lagi dong,” pinta Henry.

Tags :
Kategori :

Terkait