Samarinda, nomorsatukaltim.com – Atlet angkat berat kebanggan Kaltim dan Samarinda, Widari, mendapat angina segar. Ia akan dikaryakan di lingkungan Pemkot Samarinda. Sesuatu yang memang layak didapatkannya.
Karier angkat berat Widari memang cukup mentereng. Tepat setahun lalu, ia mengikuti kejuaraan single event di Dubai. Bertajuk IPF World Open Powerlifting Championship 2019. Tahu medali apa yang ia dapat? Ya, medali emas. Widari yang tampil di kelas 48 Kg putri. Berhasil menyingkirkan seluruh pesaingnya yang berasal dari berbagai negara itu.
Saat itu Widari dilatih oleh 3 orang. Yakni Susanto, Kartono dan Dedi Suprafto. Susanto menceritakan bahwa lifter muda itu sudah aktif di kejuaraan dunia sejak tahun 2017. Rutin setiap tahun jebolan salah satu SMK di Kukar itu mengikuti kejuaraan internasional. Menariknya, ia selalu mendapat medali emas di ajang single event seperti yang ia ikuti di Dubai itu.
Atas raihan itu, Susanto sama sekali tak terkejut ketika mendengar anak asuhnya mendapat pekerjaan tetap di luar atlet, di lingkungan Pemkot Samarinda. Justru ia akan heran jika pemerintah tak juga memberinya penghargaan setelah Widari meraih begitu banyak medali di level internasional.
“Sebenarnya kami tidak heran sih masalah penghargaan kepada Popoi -sapaan akrab Widari-. Cuman, harusnya sudah sejak awal. Tapi ya syukurlah. Akhirnya dia mendapatakan tempat di situ,” tutur Santo, Kamis (05/11/2020)
Sementara itu, Widari dalam kesempatan yang sama, malah belum tau persis mengenai dirinya yang bakal dikaryakan di lingkungan pemerintah. Walau demikian, ia tetap menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pemerhati kesejahteraan olahraga di Kaltim. Khusunya pemerintah kota.
“Kalau boleh meminta sih, supaya lebih diperhatikan terhadap kesejahteraan pelaku olahraga ya, khususnya masalah pekerjaan dan jaminan hari tua gitu, kalau saya boleh pilih sih, asal tempat kerjanya boleh pakai celana, bukan rok,” selorohnya lalu tertawa.
Lebih lanjut, ditanya mengenai persiapan menghadapi PON XX Papua. Santo dan Popoi kompak menjawab. Ya intinya latihan sesuai dengan kebutuhan. Mempertahankan kebugaran fisik dan sedikit menambah porsi latihan.
“Jadi harusnya sesaui arahan PB. Jadwal latihan kami ini libur, tetapi kami tetap berlatih, sambil istirahat sambil berlatih. istilahnya rest-aktif,” tambah Widari yang diaminkan oleh pelatihnya, Susanto. Yang juga pengurus PB Perbasi.
Sebelum COVID-19 merebak di wilayah samarinda ini. Sentral latihan mereka di komplek Stadion Madya Sempaja. Termasuk tempat tinggal juga di salah satu mess atlet di GOR Sempaja itu. Namun akibat pandemi, di mana kawasan GOR Sempaja ditutup.
Mereka pindah latihan untuk sementara waktu. Tempat tinggal juga disediakan. Dekat dengan pusat kebugaran. Disengaja seperti itu agar tempat berlatihnya tidak terlalu jauh.
“Kami pindah latihan di gedung olahraga Polder Air Hitam. Mmm…fasilitasnya kurang sih. Harus gantian dengan cabor lain, tapi itu tak jadi masalah,” urainya lagi.
Balik ke kejuaraan PON Papua nanti. Disampaikan Susanto. Selain Widari. Kaltim mengirimkan beberapa nama lifter yang juga tak kalah mentereng prestasinya. Yaitu Nor Hadi, Andi Dwi Kurniawan, Margareth, dan Awang Latif. Mereka semua ada di zona medali. Lima nama yang disebut itu merupakan lifter level Asia.
“Untuk persiapan dan target di PON Papua itu, kami target emas. Lifter yang dimiliki kontingen Kaltim ini rata-rata level dunia. Semoga bisa dipertahankan prestasinya ini,” pungkas Susanto. (frd/ava)