Balikpapan, nomorsatukaltim.com- Kepengurusan E-Sport Indonesia (ESI) Balikpapan sudah resmi terbentuk. Hanya saja kehadirannya menuai polemik. Beberapa komunitas eSport di Kota Balikpapan lebih memilih bergabung ke IESPA Balikpapan.
Sekretaris Pengprov ESI Kaltim Hasbi Muhammad turut angkat suara. Menurutnya baik IESPA maupun ESI berada di jalur yang berbeda. Dia pun tak mengambil pusing soal sikap komunitas eSport di Kota Minyak.
"ESI sudah jelas legalitasnya diakui KONI. Kalau ingin jalur prestasi berarti bergabung di ESI. Karena memang jelas legalitasnya," kata Hasbi, Senin (2/11/2020).
Kendati demikian Hasbi tak memaksakan komunitas yang enggan bergabung dengan ESI. Hanya saja dia menyayangkan jika potensi para gamers tak bisa masuk jalur prestasi ESI.
“Jika ada atlet atau gamers yang mau membela ESI kita juga terbuka, tidak ada masalah,” tambah pria yang juga Sekretaris Umum KONI Balikpapan tersebut.
Soal polemik ini, lanjut Hasbi memang hanya terjadi di Balikpapan. Semua daerah di Kaltim kepengurusannya sudah terbentuk. Kini tinggal menunggu pelantikan.
Untuk diketahui, di Indonesia ada 3 organisasi olahraga eSport. Yang pertama dan tentu tertua di Indonesia adalah Indonesia eSports Association (IESPA). Sudah berdiri sejak 2014 lalu dan telah menyumbang banyak atlet eSport Indonesia. Untuk ajang internasional seperti Sea Games dan Asian Games.
Selanjutnya ada Asosiasi Olahraga Video Game Indonesia (AVGI). Terbentuk pada Juli 2019 lalu.
Yang terbaru adalah Pengurus Besar eSports Indonesia (PBESI). Baru Januari lalu dibentuk oleh Kemenpora. ESI langsung jadi cabor resmi di bawah naungan KONI. (fdl/ava)