Sudah Siap? Pemkot Balikpapan Rencanakan Sekolah Tatap Muka

Selasa 03-11-2020,12:45 WIB
Reporter : bayong
Editor : bayong

Balikpapan, nomorsatukaltim.com – Rencana simulasi pembelajaran tatap muka bergulir. Kepala Disdikbud Balikpapan Muhaimin menyampaikan rencana tersebut. Termasuk data sekolah yang saat ini ada di wilayah zona kuning.

Wilayah kelurahan zona kuning di Balikpapan ada di dua tempat. Di Teritip, Balikpapan Timur. Dan di Kariangau, yang masuk wilayah administrasi Balikpapan Barat.

"Kami sudah melakukan pendataan. Di zona kuning ada di kelurahan Teritip, Ada tiga sekolah. SMP 13, SMPIT Al Azhar, dan SMP Darul Azhar," ujar Kepala Disdikbud Balikpapan, Muhaimin, saat ditemui, Senin (2/11/2020).

Sementara di Kariangau ada dua sekolah yang dinilai bisa menjadi percontohan. Yakni di SMP 16 dan SMP 21. Di sana, kondisi siswa guru dan tenaga kependidikan juga sudah dilaporkan. Jumlah siswa SMP 13 yakni 632 orang.

Namun jika dilihat dari data yang berdomisili di kelurahan Teritip hanya 65,98 persen. Sisanya 34 persen. Mereka anak yang bersekolah di SMP 13 Teritip. Tapi bukan warga Teritip.

Sementara di SMPIT Al Azhar ada 206 anak. Dengan rasio pelajar setempat 57,28 persen. Kemudian yang dari luar Teritip sekitar 42 persen. "Kalau di SMP 16, siswanya berjumlah 399. Hanya 42 persen yang dari dalam, sisanya dari luar. Termasuk gurunya," kata Muhaimin.

Sehingga Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengusulkan agar Disdikbud berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Diskes) Balikpapan.

"Ada dua pola. Karena kelurahannya zona kuning, kita menerapkan dengan protokol kesehatan. Tadi yang di luar kelurahan Teritip atau Manggar, bisa dilakukan dengan daring sambil kita mengikuti perkembangan," urainya.

Diskes juga diminta agar melakukan rapid test dulu, sebelum simulasi. Tapi ada prosedurnya lain. Seperti melihat data-data dulu. Kemudian apakah nanti melakukan rapid test di puskesmas. Atau petugas kesehatan yang datang ke rumah. Tim gugus tugas juga meminta agar diskes dan disdikbud memprioritaskan anak yang berdomisili di kelurahan wilayah zona kuning itu.

"Kalau hasil rapid test itu dinyatakan aman, baru bisa dilakukan simulasi," jelasnya.

Mengenai target waktu pelaksanaan simulasi, Muhaimin mengaku belum bisa memastikan. Kapan akan dimulai.

"Kan tidak serta-merta. Tidak boleh juga buru-buru. Karena ini menyangkut kesehatan masyarakat," imbuhnya. (ryn/boy)

Tags :
Kategori :

Terkait