Samarinda, nomorsatukaltim.com – Sungai Mati semakin terhimpit. Menjadi salah satu penyebab banjir di Jalan DI Panjaitan. Bangunan berdiri bebas di atas aliran sungai. Sedimentasi juga tinggi. Aliran air menjadi terhambat.
Banyak faktor yang membuat Jalan DI Panjaitan selalu banjir. Salah satunya karena ada sungai mati. Dinamakan demikian karena fungsinya sudah tidak ada lagi.
Aliran airnya bermuara ke Sungai Karang Mumus (SKM). Dari pemantauan Disway Kaltim, sungai tersebut sudah betul-betul mati. Tanah sudah menutupi aliran air. Bahkan sudah banyak rumput liar tumbuh di atas sungai itu. Mencoba memastikan kebenaran sungai tersebut, media ini pun bertanya kepada salah satu masyarakat.
Dia pun membenarkan kalau memang sungai tersebut adalah sungai mati. Awalnya, air mengalir melalui bawah jembatan. Tapi, karena sudah tertutup oleh tanah, air tidak lagi bisa lewat.
“Ini di belakang sungainya,” kata salah satu pedagang yang tidak mau disebut namanya.
Baca juga: Bisnis Sabu Tak Kunjung Pupus
Ketua Gerakan Peduli Sungai (GPS) Talang Sari, Sartana membenarkan sungai sudah lama tidak berfungsi. Sudah banyak rumah warga yang berdiri di atasnya. Bahkan, beberapa yang berdiri di atas sungai memiliki sertifikat tanah.
Sehingga, aliran sungai dialihkan ke sungai yang tepat berada di sebelahnya. Tapi dirinya mendukung kebijakan pemerintah. Menyebut akan melakukan normalisasi sungai tersebut. Karena, kawasan tersebut milik Pemkot Samarinda.
“Kemarin wali kota sempat melakukan kunjungan ke sungai tersebut. Katanya mau malakukan pengerukan kembali. Agar, sungai ini bisa kembali teraliri air,” bebernya.
“Lagi pula, kalau sungai tersebut kembali berfungsi normal, akan mengurangi banjir yang sering terjadi. Selama ini banjir sering terjadi karena sungai itu buntu. Hanya melewati sungai yang di sebelahnya,” katanya lagi.
Baca juga: Lakukan Perbuatan Berdosa di Jalan, 50 Pengendara Kena Razia
Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Kota Samarinda, Angkasa Jaya Djoerani menyebut pemkot belum niat. Untuk membahas normalisasi sungai mati bersama DPRD Samarinda.
Apalagi alokasi anggaran. Angkasa pun tidak pernah tahu. Tapi ia mendukung. Kalau Pemkot berniat melakukan pemulihan kembali sungai itu.
“Kami sih belum mengetahui kalau memang ada perencanaan itu. Kami juga tidak mengetahui apakah dianggarkan dalam APBD perubahan atau di APBD murni 2021 mendatang,” katanya singkat.
Sebelumnya, Kepala Dinas PUPR Samarinda Hero Mardanus Setyawan menyebut Pemkot mengalokasikan sekitar Rp 2 miliar. Untuk normalisasi Sungai Mati. Anggaran itu hanya untuk pengerjaan normalisasi. Tidak termasuk dampak sosial.