Waspada Beraktivitas di Laut

Selasa 20-10-2020,10:30 WIB
Reporter : admin3 diskal
Editor : admin3 diskal

TANJUNG REDEB, DISWAY – Dianjurkan untuk waspada beraktivitas di Laut. Kampung Pulau Derawan, Kecamatan Pulau Derawan, sempat terendam atau banjir Minggu (19/10). Diduga faktor fenomena La Nina. Bahkan sejumlah wilayah di pesisir air laut pasang tinggi.

Kepala Kampung Pulau Derawan, Bahri membenarkan informasi tersebut. Dikatakannya, banjir terjadi mulai pukul 19.30 Wita hingga 20.30 Wita. Banjir hanya terjadi di beberapa titik dataran rendah Pulau Derawan, dan hanya berlangsung sekira 1 jam. “Kalau dibilang menutupi seluruh permukaan daratan Pulau Derawan, itu tidak benar. Hanya dataran rendahnya saja yang tertutupi air laut pasang. Dan itu juga tidak lama,” katanya kepada Disway Berau, Senin (19/10). Menurutnya, fenomena tersebut bukan lah fenomena baru. Bahkan, jauh sebelumnya masyarakat Derawan sudah pernah mengalami banjir serupa. Wisatawan yang berkunjung ke Pulau Derawan juga tidak merasa aneh dengan fenomena itu. “Jadi saat terjadi banjir, masyarakat di sini juga tidak sampai panik, karena ini merupakan fenomena bukan kali ini saja terjadi, sebelumnya juga pernah terjadi di Pulau Derawan,” jelasnya. Dirinya juga menjelaskan, hingga saat ini aktivitas masyarakat masih normal, dan wisata di kampung yang dipimpinnya juga berjalan dengan lancar. “Memang ini fenomena bukan baru bagi kami warga Derawan. jadi kalau ada yang mengatakan Derawan banjir dan dan menutupi seluruh daratannya, itu tidak benar,” jelasnya. Berbeda halnya dengan Kampung Talisayan yang berada di pesisir selatan Berau. Di wilayah tersebut, Senin (19/10) malam, air pasang tidak seperti biasanya. Salah seorang warga Talisayan, Gunawan mengatakan, akibat air semakin meninggi, membuat masyarakat yang tinggal di sekitar pantai waswas. “Bahkan ada yang memilih menumpang ke rumah keluarganya yang berada di dataran tinggi Talisayan karena khawatir,” jelasnya. Selain itu, angin kencang juga terjadi di wilayah Talisayan. Menurutnya, kondisi tersebut baru-baru saja terjadi. Dirinya juga mengatakan, Pemerintah Kampung Talisayan juga telah memberikan imbauan agar masyarakat tetap tenang, namun tetap waspada. “Sudah di sampaikan ke warga, agar tidak panik berlebihan namun tetap waspada,” jelasnya. Kepala Kampung Talisayan Rachmad Setiawan belum bisa dikonfirmasi, baik melalui sambungan telepon, maupun pesan singkat. Nelayan di Bidubiduk Stop Melaut Fenomena La Nina yang terjadi di laut pasifik berdapak pada hasil tangkapan nelayan Bumi Batiwakkal. Bahkan, cuaca buruk yang terjadi mengakibatkan nelayan enggan untuk melaut. Kepala Dinas Perikanan Berau, Tenteram Rahayu mengatakan, mendapat laporan bahwa di Kecamatan Bidukbiduk, mayoritas kelompok nelayan tidak melaut. Karena cuaca buruk. “Itu informasi kami peroleh dari Camat Bidukbiduk,” ujarnya kepada Disway Berau, Senin (19/10). Walaupun cuaca buruk. Tidak semua nelayan memilih untuk tidak melaut. Di Kampung Kasai, masih ada kelompok nelayan yang mencoba peruntungannya. “Informasi itu kami dapat dari nelayan setempat,” katanya. Cuaca buruk yang diprediksi akan terjadi higga awal tahun 2021 ini dikhawatirkan akan membuat hasil tangkap nelan menurun. Sehingga, mempengaruhi ekonomi masyarakat. “Kami khawatirnya seperti itu,” ungkapnya. Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, dirinya akan berupaya agar masyarakat nelayan tangkap beralih menjadi nelayan budidaya. “Mungkin untuk beberapa waktu itu bisa dilakukan. Dibandingkan harus menunggu cuaca atau alam membaik,” tegasnya. Data Satastik Dinas Perikanan Berau dari 2015 hingga 2019, budidaya menghasilkan 2,356.40 Ton Per bulan. Tentu hal itu cukup menjanjikan. Walau pun beberapa budidaya dilakukan di air laut. “Ada juga kan yang budidaya air tawar. Itu bisa jadi alternatif lainnya,” ungkapnya. Lanjutnya, sektor perikanan di Bumi Batiwakkal yang cukup potensial adalah budidaya ikan tambak. Bahkan, sudah ada beberapa kecamatan yang mengembangkan budidaya tambak. Di antaranya Kampung Batumbuk dan Kampung Kasai di Kecamatan Pulau Derawan, Kampung Suaran di Kecamatan Sambaliung, dan Kampung Tabalar Muara di Kecamatan Tabalar. Lanjutnya, terkait kendala yang dihadapi saat ini produksi ikan air tawar masih kurang peminat dikarenakan masyarakat Berau lebih senang dengan ikan air laut. “Dengan kondisi seperti ini, kemungkinan harga ikan laut akan melambung tinggi. Karena nelayan susah mendapat ikan. Ya itu pun kalau ada ikan di pasaran,” jelasnya. Kapal Rawan Terbalik Muara Pantai Berau bergejolak. Ombak besar menghantam kapal-kapal yang berlabuh. Bahkan berpotensi kapal tenggelam. Ketua Forum Komunitas Maritim Berau, Captain Hasanul Haq Batubara mengatakan, sebagai pelaut, berhadapan dengan ombak besar dan cuaca buruk adalah risiko yang harus dihadapi. Apalagi kalau ada Typhoon lewat dari Pasifik ke Asia. Khususnya di bulan September, Oktober, November dan Desember. “Sebagai nakhoda (pelaut) agar aman, tindakannya harus shelter (Berlindung) atau merubah haluan menghidari Low atau pergerakan pusaran ombak yang terjadi di laut tersebut,” jelasnya kepada Disway Berau, Senin (19/10). Sebagai pelaut, dirinya mengetahui pasti kondisi laut Berau. Mulai dari Oktober, November dan Desember, bahkan sampai Januari ada pergerakan Low dari pasific ke Laut China Selatan. Muara Pantai Berau atau Kepulauan Derawan terkena imbas dari pergerakan low tersebut. Lanjutnya, cuaca seperti itu sangat berpotensi laka. Besar kemungkinan, kapal akan kehilangan kendali. Apalagi yang membawa muatan banyak. “Sangat memungkinkan kapal tenggelam karena stabilitas kapal yang kurang aman dan kapal bisa terangkat,” tegasnya. Dicontohkannya, kapal dengan muatan kontainer yang dihantam obak besar, dapat membuat kontainer yang diangkutnya bergerak. Sehingga mempengaruh keseimbangan kapal. Namun, diungkapkannya, sekarang alat-alat Navigasi sudah canggih dengan adanya Satelit. “Kami dulu hanya bermodalkan Faxmile Cuaca dan Laporan radio Cost Station (Radio Pantai),” jelasnya. Sementara itu, Kepala BMKG Berau Tekad Sumardi dalam rilisnya mengatakan, prediksi cuaca pada Senin (kemarin) berpotensi terjadi hujan sedang hingga hujan lebat disertau petir dan angin kencang di sejumlah wilayah Kabupaten Berau. “Prediksi terjadi sekira pukul 19.20 Wita hingga 21.00 Wita di Kecamatan Kelay, Gunung Tabur, Tanjung Redeb, Sambaliung, Pulau Derawan dan Talisayan. Kami juga mengimbau kepada masyarakat untuk selalu berhati-hati dalam beraktivitas, terutama di laut,” pungkasnya. *ZZA/*FST/APP  
Tags :
Kategori :

Terkait