Ekonomi Amerika Anjlok 31,4 persen

Rabu 07-10-2020,06:26 WIB
Reporter : bayong
Editor : bayong

Di kuartal I-2020, perekonomian AS sudah mengalami kontraksi hingga 5 persen. Kemudian di kuartal II-2020 31,4 persen. Sehingga AS jatuh ke jurang resesi.

BUTUH WAKTU

Gubernur The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengisyaratkan, pemulihan ekonomi AS berjalan lama dan penuh ketidakpastian. Sebab, pemulihan hanya akan terjadi apabila masyarakat merasa aman dari infeksi virus corona (COVID-19).

Artinya, perekonomian negara adidaya tersebut bergantung pada pengendalian virus corona. “Termasuk kebijakan yang ditempuh Pemerintahan Presiden Donald Trump,” ujar Powell, seperti dilansir AFP.

Kepala bank sentral AS itu memberikan pernyataan di depan legislator dan senat terkait dampak pandemi COVID-19, yang mengakibatkan puluhan juta pekerjaan hilang, sekaligus mencetak rekor pertumbuhan ekonomi (PDB) terendah karena penguncian wilayah (lockdown).

Memang, beberapa sektor ekonomi, seperti penjualan ritel dan perumahan, telah bangkit dan mencatat pertumbuhan positif, namun Powell menyebut, pemulihan terjadi hanya apabila masyarakat mulai aktif berkegiatan. Hal itu mungkin bila mereka merasa aman dari ancaman COVID-19.

The Fed telah menggelontorkan bantuan triliunan dolar AS dan memangkas suku bunga acuannya mendekati nol persen. The Fed mengaku akan berbuat lebih jika diperlukan.

Sebelumnya, penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow menegaskan, AS tidak memerlukan lebih banyak stimulus. Ia melihat ekonomi AS cukup mandiri dan kuat. Pemulihan semakin tampak jelas di depan.

PENURUNAN TERDALAM

Perekonomian AS akan turun ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya pada musim semi. Bahkan dengan rebound yang diharapkan pada kuartal III, ekonomi Negeri Paman Sam kemungkinan akan menyusut pada tahun ini.

Menurut data Departemen Perdagangan, Produk Domestik Bruto (PDB), total output barang dan jasa ekonomi, turun pada tingkat 31,4 persen pada kuartal April-Juni. Realisasi itu sedikit berubah dari penurunan 31,7 persen yang disebutkan pemerintah pada bulan lalu.

Revisi sedikit ke atas dalam laporan ini mencerminkan, adanya penurunan belanja konsumen yang lebih sedikit dibandingkan prediksi semula. Bulan lalu, pemerintah memperkirakan konsumsi rumah tangga kontraksi 31,4 persen yang direvisi menjadi 33,2 persen. Meski membaik, penurunan ini tetap menjadi rekor terdalam.

Outlook terakhir dari pemerintah pada kuartal II menunjukkan penurunan 3 kali lipat lebih dalam dibandingkan kontraksi 10 persen pada kuartal I-1958. Saat itu, ketika Dwight Eisenhower menjabat sebagai presiden, ekonomi AS mengalami kontraksi terbesar sepanjang sejarah mereka.

Seperti dilansir di AP, Rabu (30/9), para ekonom percaya, ekonomi akan rebound pada kuartal III di level 30 persen dibandingkan kuartal sebelumnya. Keyakinan ini seiring dengan pembukaan kembali aktivitas bisnis dan jutaan orang sudah kembali bekerja. Ini akan memecahkan pertumbuhan kuartalan terbesar, melampaui rekor 16,7 persen pada kuartal I-1950, ketika Harry Truman menjadi presiden.

Dengan realisasi yang ada sejauh ini, para ekonom memperkirakan, PDB AS sepanjang 2020 akan turun sekitar 4 persen. Ini menjadi penurunan tahunan pertama dalam PDB AS sejak kontraksi 2,5 persen pada 2009 yang dipicu krisis keuangan 2008.  

Kuartal III menjadi tumpuan AS. Tapi, pemerintah AS tidak akan merilis laporan PDB kuartal III hingga 29 Oktober. Hanya 5 hari sebelum pemilihan presiden.

Tags :
Kategori :

Terkait