Timor Leste Didera Kemiskinan Akut

Kamis 24-09-2020,19:47 WIB
Reporter : Y Samuel Laurens
Editor : Y Samuel Laurens

Dia juga menyesalkan para petinggi negara Timor Leste yang belum menyampaikan pendapat dan kebijakan tentang suku bunga yang terlampau tinggi tersebut.

“Paling tidak menengahi, menegosiasikan kembali hutang-hutang yang belum dibayar ini dengan bank,” tulis Ramos.

“Selama beberapa pertemuan dengan cendikiawan terbaik Timor Leste, saya mencoba mengumpulkan informasi sebanyak mungkin. Untuk memahami status keuangan dan layanan yang diberikan oleh BNCTL dan bank asing yang berbasis di Timor Leste,” ujarnya.

Diketahui, Bank Mandiri dan BRI adalah 2 bank BUMN milik pemerintah Indonesia yang membuka cabang luar negeri di Timor Leste.


Mantan Perdana Menteri Timor Leste, Xanana Gusmao, membeberkan permasalahan pokok negara itu. Ia pesimis rakyat Timor Leste akan keluar dari zona krisis kemiskinan.

Gusmao mengungkapkan, Timor Leste memiliki dana abadi dengan nominal ratusan triliunan rupiah. Dana itu sekarang tersimpan di Bank New York, Amerika Serikat (AS).

Namun, dia mengatakan, meski dana ratusan triliun rupiah itu cair, 10 tahun mendatang Timor Leste akan menjadi negara yang mati.

Melansir dari The Oekui Post, Rabu (16/9), laporan trimestral dari Banco Central Timor Leste (BCTL), baru-baru ini mengumumkan, jumlah dana perminyakan Timor Lester yang tersimpan di Bank New York sebesar 18,4 miliyar dolar AS (Rp 273 triliun-kurs Rp 14.840).

Mulai 2021, Pemerintah Timor Leste akan menggunakan uang simpanan itu sebagai kebutuhan belanja negaranya sebesar 1,4 miliiar dolar AS atau Rp 20,77 triliun. Sehubungan dengan hal itu, banyak orang yang mulai berfikir dan prihatin terhadap keberlanjutan kondisi keuangan Timor Leste.

Sebuah seminar digelar di negara itu untuk mendiskusikan segala prioritas anggaran nasional Timor Leste. Dalam acara itu, mantan PM dan juga pejabat kharismatik Timor Leste, Gusmao percaya negaranya memiliki uang yang disimpan di Bank New York.

Gusmao juga sangat percaya Rancangan Anggaran Negara akan lolos di tingkat parlemen. Karena memiliki suara mayoritas. “Anggaran bisa saja lolos. Tetapi prosedurnya yang bermasalah,” katanya.

Ia menambahkan, dana perminyakan masih ada.Tetapi menurutnya, jika pemerintah Taur Matan Ruak memimpin hingga 10 tahun lagi, semua orang akan mati.

Dia mengambil contoh, untuk membayar hotel yang digunakan untuk karantina, bayar catering juga tidak tahu bagaimana cara mengelola uang. Pemeritahan itu juga tutup mata dalam menganggarkan untuk proyek yang bersifat emergensi. Seperti pandemi COVID-19.

“Ini artinya, selama 10 tahun mereka tetap memimpin. Lebih baik kita lari saja entah ke mana. Kalau 10 tahun mereka memimpin, kotamadya jangan disebutkan,” katanya.

Gusmao menyebutkan, hampir 2 tahun lebih pemerintahan yang dipimpin PM Taur Matan Ruak tidak memiliki anggaran negara. Hingga saat ini.

Sementara itu, PM Taur Matan Ruak mengatakan, tahun 2020 merupakan tahun yang penuh dengan tantangan. “Karena pertama, anggaran negara tidak lolos di Parlemen Nasional. Di mana negara terpaksa menggunakan dana duodecimal,” katanya.

Tags :
Kategori :

Terkait