Samarinda, nomorsatukaltim.com – Kawasan Citra Niaga dan Tepian Mahakam dihentikan selama seminggu. Pemkot pun membeber tiga poin, dibalik alasan penutupan sementara.
Pertama, ditemukan pelanggaran serius terhadap penegakan disiplin protokol kesehatan. Kemudian, banyak dijumpai pengunjung yang tidak menggunakan masker dan berkerumun dalam waktu yang lama.
Terakhir, tidak ada upaya pengelola atau pemilik angkringan untuk melakukan disiplin protokol kesehatan. Namun, aturan tersebut sempat dievaluasi. Boleh take away.
Transaksi pun harus dilakukan dengan daring atau online. Sehingga usaha mereka tidak berhenti total. Persoalan menerapkan layanan take away ini sebelumnya dibahas dalam rapat virtual antara pelaku usaha di Citra Niaga dengan Pemkot Samarinda, Selasa (22/9) lalu. Rapat itu dipimpin oleh Sekretaris Daerah Samarinda Sugeng Chairuddin. Ada beberapa dinas terkait yang mengikuti diskusi itu. Dalam rapat itu, Sugeng menegaskan, kalau hukuman ini sudah berakhir, semua boleh kembali berjualan.
Hanya saja, tetap menggunakan protokol kesehatan. Pun selama tujuh hari kedepan akan kembali dilakukan pengawasan. Keramaian itu berpindah ke daerah mana lagi.
"Termasuk take away, yang jual diantarkan nanti saya akan bicarakan dengan pak wali (Syaharie Jaang). Adik-adik (pelaku usaha) jangan sampai mengkhianati kepercayaan yang sudah kami berikan," katanya lagi.
Baca juga: Citra Niaga Ditutup Seminggu, Pengusaha Ubah Pola Jualan
Sementara itu, Salah satu pemilik kedai kopi di Citra Niaga Setiawan Yogi memohon, agar Pemkot mempermudah urusan jual beli dengan sistem take away. Ia ingin aktivitas produksi makanan dan minuman, serta penjualan secara daring tetap berjalan. "Yang kami minta ada keringanan adalah, tempat tersebut kami jadikan dapur saja. Kios kami tutup. Tapi kami berjualannya via instagram. Jadi bukan pengunjung yang datang ke citra. Tapi pegawai kita yang menjadi kurir mengantar ke rumah pembeli," pungkasnya. (mic/boy)