Samarinda, nomorsatukaltim.com - Dahri Yasin merupakan salah satu tokoh politik senior di Kaltim. Ia tercatat menjabat sebagai Dewan Pertimbangan Partai Golkar Kaltim dan merupakan mantan Anggota DPRD Kaltim periode 2014-2019.
Kepergiannya menyisakan duka mendalam bagi banyak pihak. Terutama, keluarga besar. Apalagi semasa hidup, Dahri dikenal sebagai pribadi yang baik dan sering membantu masyarakat yang kesusahan.
Palemmai Mangga (PM) Labulan, adik ipar almarhum menyebut, Dahri Yasin merupakan sosok panutan di keluarga.
"Dia dihargai sebagai pimpinan keluarga. Karena dia yang kami tuakan. Ketika ada masalah, langsung memberikan solusi. mungkin karena pengalamannya di DPR," kata Labulan saat dihubungi Nomor Satu Kaltim, Selasa (1/9/2020).
Labulan adalah suami dari Wirda Yasin. Yang merupakan adik kandung Dahri Yasin. Menurut pengakuannya, Dahri Yasin sering meminta bantuan adiknya itu untuk mengurusi keluarga jika ada yang membutuhkan bantuan. Dahri juga sering, secara pribadi meminta bantuan Labulan sebagai saudara ipar untuk mengurusi acara keluarga. Semisal, menikahkan anak atau hal lain yang perlu diputuskan secara bersama.
"Saya iparnya dan saya dituakan oleh beliau. Tapi, dia lebih dewasa mengambil keputusan dari pada saya. Jika saya buntu mengambil keputusan, dia yang menyelesaikan," ungkap dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Mulawarman (Unmul) ini.
Dahri juga dikenal memiliki jiwa sosial yang tinggi dan kepedulian kepada sesama. Ia sering memberikan bantuan kepada warga sekitar. Terutama mereka yang membutuhkan.
"Itu masjid di kompleknya, dia semua yang bantu. Dia kan mantan dewan jadi kepeduliannya ke masyarakat besar," tandasnya.
Kepergian Dahri Yasin cukup mengejutkan pihak keluarga. Karena tak ada riwayat penyakit khusus yang diderita almarhum. Namun, diakui Labulan, almarhum memang seorang perokok berat dan sempat menderita batuk. Dahri dilarikan ke Rumah Sakit Inche Abdoel (IA) Moeis, Selasa (1/9/2020). Pada pukul 6.30 Wita.
Dahri dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) untuk dilakukan tindakan pemeriksaan serta resusitasi jantung dan paru (RJP). Sayangnya, nyawa Dahri tak tertolong, dan meninggal pada pukul 07.55 Wita.
"Saya tidak sempat ke rumah sakit. Istri dan anak-anak saja. Tahunya istri saya telpon dari RS. Bahwa beliau sudah meninggal," ungkap Labulan.
Ia tidak bisa datang ke rumah sakit karena sedang mengurus mahasiswanya yang sedang mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG). Ternyata, itu adalah momen terakhir baginya untuk menemui kakak iparnya itu.
"Mendadak sekali. Saya terkaget sekali," ungkapnya dengan nada menyesal.
Setelah disalatkan di rumah duka, almarhum dimakamkan di pemakaman keluarga di Kelurahan Gunung Lingai, Samarinda. Labulan pun menampik kabar yang beredar bahwa almarhum meninggal karena COVID-19.
"Tolong hati-hati menulis. Banyak yang menulis meninggalnya karena COVID. Bukan COVID. Tolong itu diluruskan," tegasnya.