RS Kewalahan, IGD Ditutup
PENUTUPAN fasilitas kesehatan akibat tenaga medis terpapar COVID-19 bertambah. Setelah Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo menutup pelayanan, giliran RSUD dr Abdul Rivai, Kabupaten Berau menutup Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Hal itu bermula masuknya pasien dengan kode Berau-112. Awalnya, pasien dirawat di Ruang Dahlia dengan diagnosa awal demam berdarah. Karena tak kunjung membaik, pasien akhirnya menjalani foto toraks atau rontgen.
Hasilnya pun mengejutkan. Dari hasil rontgen itu menunjukan ada virus yang menyerang paru-paru SY. Tindakan pun diambil. Berau-112 langsung diswab. Tak salah lagi, yang menyerang paru-paru SY adalah COVID-19.
“Pada saat Berau-112 itu masuk ke RSUD, yang bersangkutan ditanya apakah pernah melakukan perjalanan luar kota atau tidak. Dan jawabannya tidak,” kata Kepala Dinas Kesehatan Berau, Iswahyudi.
Dengan jawaban tersebut, tenaga kesehatan akhirnya tak memiliki kecurigaan bahwa SY terpapar COVID-19. Sekarang, kasus mulai melebar dan semakin membahayakan. Akibatnya, salah seorang tenaga kesehatan sempat reaktif dan diswab, meski pada akhirnya negatif COVID-19.
Bahkan, dengan adanya kasus ini masjid yang terletak di Jalan Jendral Gatot Subroto pun harus ditutup. Empat orang yang terpapar itu adalah, AAA (25) warga Tanjung Redeb, klaster Gang Jeruk selanjutnya disebut Berau-113. Kemudian, BK (74) atau Berau-114, SKN (72) atau Berau-115 dan SWN (63) atau Berau-116.
“Berdasarkan hasil pemeriksaan sampelnya mereka semua terkonfirmasi,” imbuhnya.
Iswahyudi pun mengungkapkan, ini adalah silent case atau kasus tersembunyi. Bahkan, diyakini sudah banyak orang yang mungkin terpapar.
Beredar informasi, ada nakes yang ikut terpapar COVID-19. Bahkan, Ruangan perawatan Edelweis ditutup. Direktur RSUD dr Abdul Rivai, Nurmin Baso saat dikonfirmasi, justru meminta media ini untuk bertanya kepada yang memberikan informasi. Tanpa memberikan jawaban yang pasti.
“Dengar dari siapa pak? tanyakan ke yang kasih berita ke bapak saja,” ujarnya.
TAMBAHAN RUANG ISOLASI
Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi meminta mayarakat tetap tenang menghadapi wabah ini. Pemerintah, kata Hadi, menambah ruang isolasi pasien.
"Selama ini masih terkendali. Samarinda terkendali. Di Balikpapan juga kan ada Asrama Haji. Yang tadinya belum digunakan, sekarang sudah digunakan," ungkap Hadi kepada Disway Kaltim, Selasa (25/8).
Sementara Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) milik UPTD Dinas Kesehatan Kaltim juga sudah difungsikan. Ada empat gedung asrama yang bisa digunakan untuk mengkarantina orang dalam pemantauan dan berpotensi positif COVID-19. Mau pun untuk pasien dalam pengawasan (PDP) saat menunggu hasil uji lab.
Selain itu, Asrama Haji Batakan Balikpapan juga telah dialihfungsikan sebagai tempat karantina pasien COVID. Untuk mangatasi penuhnya ruang isolasi di rumah sakit rujukan.