Selain itu, pihaknya pun menyarankan untuk karantina mandiri selama 10 hari. Diakuinya telah memberikan obat bagi yang memiliki gejala. Dan bagi yang gejalanya baru muncul akan dilakukan swab.
“Apalagi kalau yang bergejala itu adalah kontak erat pasien positif,” tegasnya.
Iswahyudi menyebut, penularan terjadi bukan di masjid. Melainkan diduga dari acara pernikahan yang digelar di kawasan tersebut belum lama ini. Diakuinya, kasus ini jauh lebih sulit dari klaster Gowa.
“Kami dapat informasinya, belum lama ini di sana ada acara nikahan. Dan kami menduga, penularan terjadi di sana,” ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Dinas Kesehatan Berau, Iswahyudi mengatakan, sejak satu pekan terakhir, terhitung dari (18/8). Kabupaten Berau mendapat 4 pasien. Dan (20/8) kembali bertambah 3 pasien. Dan hari ini (kemarin) bertambah 4 lagi.
Empat orang itu, adalah keluarga dan tetangga SY atau Berau-112. Transmisi lokal ini tak terindahkan dan menjadi klaster baru. Dengan sebutan Klaster Gang Jeruk, sesuai dengan tempat tinggal pasien terkonfirmasi.
“Ini masih terus kami kembangkan,” ujarnya kepada Disway Berau, Selasa (25/8).
SY diketahui sempat menjalani perawatan intensif di RSUD dr Abdul Rivai. Dengan diagnosa awal terjangkit demam berdarah atau DBD. Kendati tak membaik, SY akhirnya diputuskan untuk melakukan foto toraks atau rontgen. “Dia memang ada demam,” sebutnya.
Hasilnya pun mengejutkan. Dari hasil rontgen itu menunjukan ada virus yang menyerang paru-paru SY. Tindakan pun diambil. Berau-112 langsung diswab.
Tak salah lagi, yang menyerang paru-paru SY adalah COVID-19.
“Pada saat Berau-112 itu masuk ke RSUD, yang bersangkutan ditanya apakah pernah melakukan perjalanan luar kota atau tidak. Dan jawabannya tidak,” katanya.
Dengan jawaban tersebut, tenaga kesehatan akhirnya tak memiliki kecurigaan bahwa SY terpapar COVID-19. Sekarang, kasus mulai melebar dan semakin membahayakan.
Akibatnya, salah seorang tenaga kesehatan sempat reaktif dan diswab, meski pada akhirnya negatif COVID-19.
Bahkan, dengan adanya kasus ini masjid yang terletak di Jalan Jendral Gatot Subroto pun harus ditutup. Empat orang yang terpapar itu adalah, AAA (25) warga Tanjung Redeb, klaster Gang Jeruk selanjutnya disebut Berau-113.
Kemudian, BK (74) atau Berau-114, SKN (72) atau Berau-115 dan SWN (63) atau Berau-116.
Iswahyudi pun mengungkapkan, ini adalah silent case atau kasus tersembunyi. Bahkan, diyakini sudah banyak orang yang mungkin terpapar.