Samarinda, nomorsatukaltim.com - Persentase kesembuhan terhadap kasus COVID-19 di Kalimantan Timur, mengalami penurunan. Setelah angka beberapa pekan sebelumnya yang menggembirakan.
"Berada di bawah angka rata-rata nasional. Sangat berbeda dengan minggu-minggu yang lalu. Sekarang mengalami pelambatan," kata Andi M. Ishak, juru bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kaltim, dalam konferensi pers, Rabu (26/8).
Di sisi lain, angka kasus positif masih lebih tinggi. Yang lebih mengkhawatirkan, jumlah kasus kematian. Mendekati angka rata-rata kematian nasional, yakni 4,5 persen. "Tadinya kita di bawah 4 persen. Sekarang 4 persen," tambahnya.
Tak lupa, Andi kembali mengingatkan pentingnya penerapan protokol kesehatan. Dalam kehidupan sehari-hari. Hal itu, dapat berkontribusi dalam upaya menekan laju penyebaran virus di Kaltim.
Apalagi saat ini, temuan gejala akibat paparan kasus corona ini kian susah ditebak. Terbaru, kematian mendadak tiga warga Banyumas, Jawa Tengah, yang mengalami gejala Happy Hypoxia—kondisi seseorang dengan kadar oksigen rendah dalam tubuh. Atau mengalami penurunan kadar oksigen. Kini ini menjadi gejala baru bagi penderita COVID-19.
Seperti diberitakan, ketiga warga Banyumas itu meninggal secara mendadak. Tanpa ada gejala yang menjadi ciri khas dari COVID-19. Tanpa batuk, demam atau flu. Namun ketika diperiksa, ketiganya positif terpapar virus tersebut.
Selanjutnya, Andi memaparkan data perkembangan penyebaran COVID-19. Per 26 Agustus. Untuk kasus sembuh, ada tambahan 77 kasus. Terbanyak dari Bontang. Yaitu 56 kasus. Samarinda 16 kasus. Berau 3 kasus dan Kubar 2 kasus.
Sementara jumlah kasus positif, bertambah 134 kasus. Kontribusi kasus paling banyak dari Samarinda, 72 kasus. Kemudian dari Bontang, 53 kasus. Berau 5 kasus, Kutim 3 kasus dan PPU 1 kasus. "Penambahan kasus terkonfirmasi yang dilaporkan meninggal, 2 kasus. Samarinda, SMD 510, SMD 721," ucapnya.
Untuk kasus suspek, ada tambahan 329 kasus. Discarded bertambah 119 kasus. Sementara menunggu hasil laboratorium 73 kasus. Mendapat perawatan, alias dirawat, bertambah 55 kasus. (rsy/sah)