Samarinda Belum Merdeka, Sampah Sehari Bisa 601 Ton

Selasa 25-08-2020,19:10 WIB
Reporter : Y Samuel Laurens
Editor : Y Samuel Laurens

Ilustrasi Kawasan Penuh Sampah. (Int)

Samarinda, nomorsatukaltim.com – Kota Tepian dihantui sampah. Imbas pandemi dan Work From Home (WFH). Sampah jenis non organik paling banyak.

“Karena anak sekolah kan di rumah. Ibu-ibu jadi pada suka masak. Kalau sekarang kan kondisinya mulai normal kembali,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda Nurrahmani, kepada Disway Kaltim, Senin (24/8/2020). Dalam sehari, Kota Tepian menghasilkan sampah hingga 601 ton. Saat pandemi, sampah plastik hanya sedikit. Bahkan terbilang hampir tidak ada. Kalau sekarang, persentase sampah yang dihasilkan yakni 19 persen berupa sampah plastik. “Sampah plastik ini macam-macam kategorinya. Bukan hanya kresek. Tapi, ada bungkus permen, jajanan ringan. Atau bungkusan-bungkusan makanan lainnya. Sementara 60 persennya organik. Sesanya, campur-campur,” imbuh Yama, sapaan akrabnya.

Yama melakukan hitung-hitungan. Dari jumlah sampah tadi (601 ton), kalau dibagi dengan jumlah penduduk Samarinda yang mencapai 200 ribu orang, diperkirakan satu orang menyumbang 0,7 kilogram samah. Dalam satu hari. Meski ada pula yang mendaur ulang sampah ini. Menjad barang yang produktif. Tidak masalah. Asalkan dicuci dengan bersih. Karena khawatir masih terkontaminasi oleh virus dan bakteri. “Virus ini kan kalau sudah kena air dan sabun langsung mati. Jadi, tidak masalah kalau dikelola kembali,” ulasnya.

Beberapa titik pun menjadi tempat terbanyak volume pengangkutan sampahnya. Di Pasar Segiri. Di Pasar Pagi. Kemudian di pemukiman padat penduduk. Seperti wilayah Kelurahan Karang Paci, Sungai Kunjang. Cenderung sama. Tidak ada peningkatan.

Dari data yang diimpun Disway Kaltim, khusus Pasar Segiri memilki berat timbulan sampah rata-rata 0,62 kilogram per hari per meter persegi. Adapun berat timbulan sampah di Pasar Segiri setiap harinya yakni 1.825,9 kilogram per hari. Sedangkan untuk volume timbulan sampah rata-rata adalah 2,02 liter per meter kubik. Dengan kata lain volume timbulan sampah pasar segiri setiap hari mencapai 5,94 meter kubik per hari.

Nah, upaay daur ulang sampah ini sudah dilakukan. Oleh Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang. Mereka menggunakan sampah plastik berjenis botol sebagai penyimpanan hand sanitizer. Lalu, dibagikan kepada masyarakat. “Ditengah situasi saat ini. Bukan masalah penyebaran covid-19 saja. Tetapi, kita menghadapi pencemaran lingkungan terutama sampah plastik,” jelas Ketua Pelaksana Program Daur Ulang, Muhammad Chalid Rasyidy.

Botol itu diperoleh dari bak sampah di Kecamatan Sungai Pinang. Dari situ, botol-botol dibersihkan dan diberi lem perekat agar kuat. Kemudian bisa digunakan untuk menyimpan hand sanitizer. “Adanya upaya ini. Bisa mengajak seluruh warga agar bisa memanfaatkan limbah plastik tersebut dengan mendaur ulangnya. Hal itu agar dapat mengurangi limbah di Samarinda ini,” pungkasnya. (mic/boy)

Tags :
Kategori :

Terkait