Ketahanan Pangan Lewat Dasa Wisma

Senin 24-08-2020,14:40 WIB
Reporter : Y Samuel Laurens
Editor : Y Samuel Laurens

Kepala Desa Batuah Abdul Rasyid dan Istrinya yang sekaligus Ketua PKK Desa Batuah meresmikan kebun milik Dasawisma Bougenville RT 03, Dusun Tani Maju, Desa Batuah. (Fairus / Nomorsatukaltim)

Kukar, nomorsatukaltim.com – Banyak cara mewujudkan ketahanan pangan di tengah pandemi COVID-19. Yakni memanfaatkan lahan menganggur tiap-tiap RT di Batuah.

Beserta jajarannya, Rasyid gigih memperjuangkan warganya mandiri. Serta menuju desa wisata dengan mengembangkan program masyarakat berkonsep Agrowisata. Lahan diam atau pasca tambang sekali pun, di setiap RT ini, dikelola oleh Dasawisma. Langsung dibina Ibu Ketua PKK Batuah. Lahan-lahan itu disulap menjadi kebun sayur, buah dan tanaman herbal. “Batuah punya 49 RT, kami bentuk Dasawisma kini berjumlah 84. Partisipasi masyarakat luar biasa, mereka merespons positif, diluar dugaan,” katanya.

Hebatnya, tak ada Anggaran Dana Desa (ADD) dalam prosesnya. Kegiatan ketahanan pangan ini murni sumbangsih dari ibu-ibu di setiap RT. Dengan memanfaatkan limbah barang bekas. Lahan-lahan yang dikelola dasawisma di setiap RT dipercantik secara kreatif. “Memang ada juga sumbangsih perusahaan lewat CSR, tetapi yang paling terasa adalah sumbangan murni dari para ibu-ibu,” jelasnya.

Hasilnya berbeda. Sebab barang bekas atau limbah dari plastik, ban bekas atau botol plastik, dimanfaatkan untuk mempercantik area kebun Dasawisma itu sendiri. Lahan yang dikelola itu tak hanya menguntungkan anggota kelompoknya, tetapi juga bisa dijual hasilnya. Bahkan dengan tampilan menarik, mereka mencanangkan kebun warga menjadi destinasi agrowisata. Kegiatan ini terintegrasi dengan salah satu program unggulan batuah, Agrowisata Tourism.

Rasyid punya visi. Mewujudkan kemandirian pangan di tengah pesatnya pertumbuhan penduduk. Serta berkurangnya area pertanian. Apalagi Batuah secara geografis tak jauh dari lokasi Ibu Kota Negara (IKN) baru. Sudah pasti potensi pembangunan untuk menyuplai baha pangan sangat diperlukan.

Di sini, setiap RT memiliki anggota Dasawisma 10 hingga 20 orang. Penyuluh pertanian ia minta membina dan memberikan pelatihan. Mulai kegiatan pembibitan, penyemaian atau apa pun yang bisa ditanam. Serta membuat makanan ringan. Agar jangan fokus pada produk pertanian tetapi juga olahannya. “Kami ada penyuluh pertanian yaitu pak Agus Priyono, beliau yang membimbing dasawisma Desa Batuah termasuk masyarakat lainnya. Seperti pupuk organik, pestisida nabati yang dipergunakan, sama sekali tidak ada campuran bahan kimia,” terangnya.

https://www.instagram.com/p/CEQysZbnFcK/?igshid=tjgmfjfsxaf

Rasyid berharap program ini bisa menopang kebutuhan warga setempat. Bahkan dengan kegiatan pemberdayaan komoditas itu, bisa membuat masyarakat mandiri.

Jerih payah itu tentu saja mencuri perhatian Pemkab Kukar. Bupati Kukar Edi Damansyah pernah datang langsung ke Batuah melihat potensi. Serta sempat untuk meresmikan salah satu kebun Dasawisma. “Terpenting program ini memberikan ekonomi pemberdayaan masyarakat, Alhamdulillah sekarang sudah bisa memanen sayur-mayur, buah, dan tanaman obat-obatan. Bahan pangan tak perlu jauh-jauh lagi membeli, kebun Dasawisma warga bisa menyiapkan,” ulasnya. (rm8/boy)

Tags :
Kategori :

Terkait