Edukasi COVID-19, Motivasi Anak Belajar melalui Dongeng

Senin 24-08-2020,10:19 WIB
Reporter : admin3 diskal
Editor : admin3 diskal

Mahasiswi Psikologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Sasi Sartika mengajar sambil berdongeng menggunakan boneka tangan.(IST)

Tanjung Redeb, Disway- Sejatinya, kuliah kerja nyata (KKN) menjadi program pengabdian masyarakat tahunan di perguruan tinggi. Namun tahun ini berbeda. Dilaksanakan secara mandiri. Seperti yang dilakukan Sasi Sartika.

Karena penyebaran COVID-19 yang belum reda, mahasiswi Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta ini mengaku ruang gerak terbatas. Berbeda KKN tahun-tahun sebelumnya.

Kali ini dilaksanakan dengan protokol kesehatan. Untuk memutuskan rantai penularan virus yang merebak dari Wuhan, Tiongkok.

Sehingga, lanjut Sasi -sapaan akrabnya, berbagai kegiatan yang biasanya dilaksanakan saat KKN, tidak memungkinkan untuk diadakan. Terutama berinteraksi langsung dengan masyarakat. Atau mengumpulkan massa dalam jumlah yang besar. Seperti penyuluhan, senam bersama, lomba 17-an (kemerdekaan Indonesia) dan lainnya.

“Kendati demikian, program KKN tetap harus dilaksanakan. Karena menjadi agenda tahunan,” katanya.

Berkaitan dengan situasi pandemik, tentu sistem pelaksanaan KKN diubah. Seperti UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Memiliki tiga opsi yang dapat dipilih mahasiswa. Di ataranya yang bisa dilaksanakan di kampung/desa sendiri, yang kemudian dikonversikan menjadi kegiatan. Alias KKN konversi.

“Jadi KKN konversi yang saya pilih. Karena situasi dan kondisi yang belum normal,” terangnya.

Sembari melaksanakan kewajiban sebagai mahasiswi, Sasi bisa berkumpul bersama keluarga, di kampung halamannya. Meski dilaksanakan secara individu. Baginya, itu pilihan terbaik. KKN pun dirancang dan dioptimalkan, lalu diimplementasikan. Sebagai bentuk tri dharma perguruan tinggi.

Sasi memilih SDN 001 Tabalar Muara, Kecamatan Tabalar. Sebagai lokasi pelaksanaan KKN-nya. Dengan mengusung tema mengajar sambil mendongeng. Tidak terlepas dari situasi pandemik. Menurutnya, kondisi saat ini berpotensi menurunkan semangat belajar anak-anak.

Sehingga, dirinya harus berpikir ekstra keras. Memunculkan ide-ide cemerlang. Memikirkan metode pembelajaran yang baik. Bagaimana proses pembelajaran dapat membangun penguatan karakter positif anak. Serta termotivasi untuk terus semangat belajar. Meski keterbatasan dunia pendidikan imbas COVID-19.

“Itulah yang memotivasi saya. Melakukan kegiatan mendongeng pada anak-anak yang berada di kampung,” terangnya.

Metode mendongeng, menurut Sasi, bisa dijadikan sebagai bentuk ice breaking. Saat anak-anak mulai merasa bosan atau kurang semangat belajar. Boneka tangan (hand puppet) digunakan saat berdongeng. Agar tetap fokus dan menyerap pembelajaran yang diberikan.

Tags :
Kategori :

Terkait