Selesai agenda keluarga di Grogot. AS beserta keluarga. Yang menggunakan dua mobil. Bertolak pulang. Namun mampir dulu di Balikpapan karena kemalaman. Esoknya lanjut ke Samarinda. Berlanjut ke Kaliorang.
Sesampai di Kaliorang. Kondisi AS drop. Faktor kelelahan juga.
"Memang sudah dari lama Bapak sering mengeluh sakit kepala. Karena punya hypertensi," jelas Yoga.
"Karena drop, sempat berobat ke dua dokter. Karena tidak membaik, keluarga memutuskan untuk dibawa ke Sangatta."
Di salah satu rumah sakit swasta di Sangatta. AS menjalani rapid test terlebih dahulu. Hasilnya reaktif. Lalu dirontgen. Diketahui ada semacam partikel di tubuh AS.
"Kemudian dilarikan ke RS Kudungga. Diswab test, hasilnya positif. Langsung dirawat intensif," terangnya lagi.
Sejak tanggal 20 Agustus AS menjalani karantina di RS Kudungga. Tiga hari di sana, keadaannya mulai membaik.
"Baru saja tadi menelepon Bapak. Alhamdulillah kondisinya sudah membaik. Dan tidak ada keluhan lagi," jelas Yoga dari balik telepon.
Yoga sendiri, saat ini bersama keluarga lain bernama Budi tengah menjalani isolasi mandiri. Terpisah dengan keluarga lain. Alasannya karena keduanya memiliki kontak erat paling banyak dengan AS.
"Tetap menjalani prosedur dari dokter. Walau keluarga tidak ada yang bergejala. Alhamdulillah semua sehat," ujar Yoga yang demi menjalani isolasi mandiri harus berpisah sementara dengan istri dan anaknya.
Ditanya perkiraan sejak kapan AS memiliki gejala COVID-19. Yoga enggan berspekulasi. Mengingat sebelum ada pandemi pun. Ayahnya kerap mengeluh sakit kepala.
"Kalau kata dokter, kemungkinan selama perjalanan. Entah saat di hotel karena menggunakan AC sentral atau mungkin waktu singgah makan," ceritanya.
Seperti halnya keterangan dari Diskes Kutim. Di mana hasil screening keluarga AS dinyatakan sehat. Yoga juga meyakinkan hal yang sama. Namun tetap seluruh keluarga. Utamanya yang memiliki kontak erat dengan AS. Tetap menjalani isolasi mandiri. (fs/ava)