Gegara Corona, 48 Kepala Keluarga Lempar Jangkar

Jumat 21-08-2020,18:29 WIB
Reporter : Disway Kaltim Group
Editor : Disway Kaltim Group

Angkutan jasa penyeberangan ke Pulau Beras Basah di Pelabuhan Tanjung Laut berhenti beroperasi sejak penutupan Selasa (18/8/2020) lalu.

Bontang, nomorsatukaltim.com - Selama pandemi COVID-19 sektor pariwisata memang hancur-hancurnya. Kebijakan pelonggaran selama new normal sempat mengangkat pertumbuhannya. Tapi  pelan sekali.

Pekan ini di Bontang pariwisatanya anjlok lagi. Lonjakan kasus COVID-19, dua pekan terakhir jadi biangnya.

Wali Kota Bontang menerbitkan intruksi penutupan wilayah wisata. Ada 2 yang ditutup, Pulau Beras Basah dan Taman Mangrove di Berbas Pantai.

Penutupan itu memicu protes. Yang paling keras protesnya dari Asosiasi Penyeberangan Kapal Wisata Beras Basah.

"Kalau ditutup mau makan dari mana lagi kita," seru Ketua asosiasi, Abdul Ganing kepada Disway Kaltim, Kamis (20/8/2020).

Abdul Ganing punya 48 anggota yang terhimpun. Lebih separuhnya, sudah jor-joran modifikasi kapalnya. Supaya penumpang bisa nyaman saat menyeberang.

Kapal mereka dipasangi atap tambahan. Dari terpal plastik, tapi ada kursi santainya memajang di geladak kapal. Nyaman sekali.

Karena itulah mereka gregetan saat Beras Basah ditutup. Mereka tak bisa melaut. Kapal yang sudah dimodif akan susah manuver, apalagi saat gelombang lagi tinggi-tingginya.

"Kalau sekarang hanya 12 orang saja yang bisa melaut, karena kapalnya belum banyak diubah," tuturnya.

Pemerintah harusnya berpikir solusi bagi mereka. Menutup Beras Basah, sama halnya memutus pendapatan mereka. Dari penyeberangan wisatawan itu.

Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dispora) Bontang menerbitkan edaran penutupan tempat wisata dan pusat kebugaran, Selasa (18/8/2020) kemarin.

Penutupan itu dilakukan tertib. Walaupun sama halnya memaksa cukup banyak orang untuk menganggur. (wal/ava)

Tags :
Kategori :

Terkait