Ledakan Dahsyat di Beirut Disebabkan Amonium Nitrat

Rabu 05-08-2020,19:00 WIB
Reporter : Y Samuel Laurens
Editor : Y Samuel Laurens

Petugas pemadam kebakaran menyemprotkan air ke api setelah ledakan terdengar di Beirut, Lebanon. (REUTERS)

Beirut, nomorsatukaltim.com - Presiden Lebanon Michel Aoun mengatakan, sebanyak 2.750 ton amonium nitrat ditimbun selama enam tahun di gudang pelabuhan, lokasi terjadinya ledakan amat masif yang mengguncang Ibu Kota Beirut, Selasa (4/8).

Aoun menyebut, penimbunan zat kimia bersifat eksplosif tersebut “tidak dapat diterima”. Karena dilakukan secara serampangan tanpa memperhatikan aspek keamanan.

Amonium nitrat adalah senyawa kimia yang biasa digunakan untuk pupuk dan menjadi campuran zat dalam konstruksi pertambangan.

Ia meminta kabinet pemerintahan menggelar rapat darurat terkait ledakan ini pada Rabu (5/8). Ia menetapkan status darurat selama dua pekan.

Perdana Menteri Hassan Diab menyatakan dalam pidatonya, harus ada pertanggungjawaban terhadap ledakan maut di “gudang yang berbahaya” ini.

“Mereka yang bertanggung jawab akan membayar dengan harga setimpal,” kata Diab. Ia menambahkan, rincian terkait hal ini akan disampaikan kepada publik.

Beberapa jam usai ledakan, yang terjadi sekitar pukul 6 petang waktu setempat, api masih menyala di wilayah pelabuhan. Sehingga terlihat cahaya kemerahan menjelang malam.

Sebagian korban luka dibawa ke luar Beirut untuk perawatan. Karena rumah sakit di kota itu telah penuh oleh sebagian korban lain. Ambulans dari kota-kota sekitar juga dikerahkan untuk membantu evakuasi. (an/qn)

Tags :
Kategori :

Terkait