Belajar di Rumah Ternyata Bantu Tekan Inflasi

Rabu 05-08-2020,11:20 WIB
Reporter : Yoyok Setiyono
Editor : Yoyok Setiyono

Apa hubungan inflasi dengan belajar di rumah? Di masa pandemi COVID-19 ini, ternyata apapun bisa berpengaruh. Termasuk kegiatan belajar dari rumah.

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Timur membeberkan data, perpanjangan belajar di rumah berdampak pada deflasi. Ini karena masyarakat tidak membelanjakan uangnya untuk kebutuhan sekolah.

Sebagai contoh, biasanya dalam tahun ajaran baru, orang tua murid belanja baju sekolah, buku, tas, sepatu, dan keperluan lain. Tahun ini, hal itu tidak terjadi, atau volumenya sangat kecil. "Pandemi COVID-19 mendorong sebagian kelompok masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam melakukan konsumsi, khususnya untuk komoditas non makanan," kata Tutuk Setya Hadi Cahyono, Kepala Kpw BI Kaltim, belum lama ini.

Indeks Harga Konsumen (IHK) Kaltim pada Juli 2020 tercatat mengalami inflasi sebesar 0,07 persen month to month (mtm). Angka ini, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatat inflasi sebesar 0,22 persen mtm.

Secara tahunan, inflasi IHK Juli 2020 tercatat sebesar 0,80 persen yoy. Sehingga inflasi tahun kalender Kaltim sampai denpan Juli 2020 tercatat sebesar 0,92 persen.

Inflasi yang rendah tersebut terutama disebabkan oleh deflasi pada kelompok pakaian dan alas kaki, serta pendidikan. Selain kedua kelompok tersebut, kelompok makanan, minuman, dan tembakau jupa mengalami normalisasi pasca peningkatan harga di periode Hari Raya IduIfitri 2020.

Kondisi ini, kata dia juga tercermin dalam Survei Konsumen (SK) BI yang masih menunjukkan pesimisme terhadap kondisi perekonomian Kaltim. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Juli 2020 tercatat sebesar 94,92. Masih di bawah threshold optimis pada level 100. Meski sudah lebih baik dibandingkan indeks pada bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 89,00.

Penurunan inflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau bersumber dari penurunan harga bahan pangan strategis, khususnya bawang merah dan bawang putih. Rata-rata harga bawang merah pada Juni 2020 tercatat Rp 58.550 per kg. Turun menjadi Rp 39.650 per kg pada Juli 2020.

Begitu pula dengan bawang putih yang secara bulanan harganya turun sebesar Rp5.100 per kg. Hal tersebut disebabkan oleh panen raya yang terjadi di daerah sentra produksi seperti Brebes, Nganjuk, dan Bima. Panen tersebut diperkirakan masih akan berlangsung hingga akhir Agustus 2020.

Penurunan inflasi yang lebih dalam tertahan oleh inflasi yang dialami oleh kangkung, bayam, serta angkutan udara. Komoditas tersebut memberikan andil inflasi masing-masing sebesar 0,04 persen, 0,03 persen, dan 0,03 persen.

Tutuk memastikan, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kaltim terus melaksanakan koordinasi untuk memastikan kecukupan pangan. Dengan harga yang wajar melalui upaya penjajakan Kerjasama Antar Daerah (KAD), penguatan produksi lokal, ataupun optimisasi BUMD sebagai lembaga buffer stock.

Operasi pasar dalam rangka menjaga kestabilan harga secara kontinyu dilaksanakan. Lebih lanjut, TPID Balikpapan telah melaksanakan High Level Meeting TPID untuk memperkuat koordinasi. Pemantauan harga bahan pangan strategis jupa selalu dilakukan melalui halaman http://www.laminetam.id/ untuk seluruh kabupaten/kota.

"Harapannya, masyarakat Kaltim dapat memanfaatkan laman tersebut untuk memperoleh harga terbaik sehingga dapat meminimalkan asimetri informasi," pungkas Tutuk. (krv)

Tags :
Kategori :

Terkait