Samarinda, nomorsatukaltim.com - Tahapan (Pilkada) di Samarinda terus berlanjut. KPU pun semakin gencar lakukan monitorin dan evaluasi. Caranya, mengambil sampling lima persen. Dari seluruh TPS.
"Menurut data ada 1.666 TPS. Kalau 5 persennya sekitar 58 tapi kita ambil angka maksimal di atas 58. Dan kami sudah mengerahkan semua kekuatan di SDM (sumber daya manusia) KPU Samarinda secara maksimal," ujar Ketua KPU Samarinda Firman Hidayat, Selasa (3/8/2020).
Ditanya terkait perkembangan Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP) di Kota Samarinda, Firman menjelaskan, KPU Samarinda terus melakukan monitoring kerja PPDP hingga 13 Agustus mendatang.
"Masing-masing kelurahan diambil sampelnya ada 2 TPS. Dengan kategori-kategori yang sudah ditentukan pula. Misalnya, dengan kategori Daerah, Kelurahan, atau Desa yang berbatasan dengan wilayah lain," jelasnya.
Lalu, kata Firman lagi, masalah jumlah pemilih terbanyak. Serta jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang bermasalah pada pemilu sebelumnya. Tak hanya itu, daerah dengan kontur wilayah yang sulit dijangkau pun menjadi kendala.BMasalah lain terkait kondisi Covid-19 yang trennya terus naik di Kota Samarinda.
"Jadi ada beberapa wilayah atau RT yang lockdown, seperti di Sambutan ada 1 RT yang lockdown dimana 1 rumah yang dinyatakan positif covid. Itu masuk yang kita evaluasi nanti," katanya.
Sehingga 13 Agustus nanti, hal tersebut bisa dimaksimalkan pihak KPU. Terkait pendataan pemilih, terang Firman semua akan dikerjakan.
"Hasil evaluasi seperti apa masih kita rumuskan di divisi data," tambahnya.
Kawasan daerah perbatasan kabupaten/kota pun mendapat perhatian khusus dari KPU Samarinda. Seperti Kelurahan Sambutan, Kelurahan Singosari yang merupakan bagian selatan yang berbatasan langsung dengan Kutai Kartanegara (Kukar).
"Kemungkinan pemetaan ini dilakukan adanya kekhawatiran seperti mobilisasi yang sangat berat. Kenapa? Karena batas antara pemukiman dan batas berjauhan. Mobilisasi pasti terlihat karena hanya ada 1 jalur. Kita juga sudah bertemu dengan lurahnya, menjamin dan menggaransi kepada semua pemilih di Singosari jumlahnya ada 7 TPS. Jadi tidak kesulitan untuk memantau pergerakan orang," ungkapnya.
Namun untuk wilayah Kelurahan Sambutan masih terkendala oleh respon warga yang khawatir dengan aktifitas banyak orang. Banyak warga yang ditemui tidak ingin membuka pintu rumah.
"Walaupun didampingi Pak RT, tetap saja tidak ada yang membuka pintu. Ini jadi masalah, nanti akan kita evaluasi agar pendataan pemilih bisa berjalan maksimal," terangnya.
KPU Samarinda pun tengah mencari solusi alternatif terkait hal tersebut. Beberapa alternatif yang sedang dipikirkan adalah meminta data-data penduduk melalui Ketua RT.
"Atau mau tidak mau kami harus turun langsung dan menjadi alternatif untuk melakukan pendataan. Tetapi untuk seluruh wilayah di Samarinda, kami menyebar ada 25 tim turun langsung untuk memanage sekitar 108 TPS atau PPDP yang saat ini sedang bekerja," pungkasnya. (nad/boy)