Harga Komoditas Turun, BPS: Picu Deflasi pada Juli 2020

Selasa 04-08-2020,12:51 WIB
Reporter : Y Samuel Laurens
Editor : Y Samuel Laurens

Cianjur kembangkan bawang merah varietas batu hijau yang mempunyai keunggulan ukuran jauh lebih besar dibanding bawang merah lainnya. (Int)

Jakarta, nomorsatukaltim.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat turunnya harga komoditas telah memicu terjadinya deflasi pada Juli 2020 sebesar 0,10 persen.

“Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga bawang merah, daging ayam ras, maupun tarif angkutan udara,” kata Kepala BPS Suhariyanto, Senin (3/7).

Ia memaparkan, bawang merah menyumbang andil deflasi 0,11 persen. Diikuti daging ayam ras 0,06 persen dan tarif angkutan udara 0,05 persen.

Komoditas lain yang juga menyumbang andil deflasi adalah beras, cabai rawit, gula pasir, dan rokok putih. Masing-masing sebesar 0,01 persen. “Harga-harga pangan banyak yang turun tajam,” kata Suhariyanto.

Meski demikian, terdapat komoditas lain yang memberikan andil inflasi: emas perhiasan 0,05 persen, telur ayam ras 0,04 persen, tarif angkutan antar kota, dan kenaikan uang sekolah SD, masing-masing 0,01 persen.

“Masih terjadi kenaikan harga emas perhiasan dengan andil inflasi 0,05 persen. Dengan kenaikan terjadi di 80 kota IHK,” ujarnya.

Dengan penyumbang deflasi tertinggi adalah bahan makanan, maka kelompok makanan, minuman dan tembakau menyumbang andil deflasi 0,19 persen. Dengan deflasi mencapai 0,73 persen.

Kelompok lainnya adalah transportasi yang juga menyumbang andil deflasi sebesar 0,02 persen. Dengan deflasi mencapai 0,17 persen.

Sementara itu, kenaikan harga emas perhiasan memicu terjadinya inflasi pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya: dengan andil 0,06 persen serta inflasi 0,93 persen.

Dalam kesempatan ini, BPS mencatat deflasi itu terjadi di 61 kota. Hanya 29 kota yang menyumbang inflasi pada Juli 2020.

Deflasi tertinggi terjadi di Manokwari sebesar 1,09 persen. Karena terjadi penurunan harga beberapa komoditas pangan. Seperti bawang merah dan bawang putih.

“Sedangkan deflasi rendah terjadi di lima kota. Yaitu Gunung Sitoli, Bogor, Bekasi, Luwuk, dan Bulukumba. Masing-masing 0,01 persen,” ujarnya.

Kota yang mengalami inflasi tinggi pada Juli 2020 adalah Timika sebesar 1,45 persen. Karena adanya kenaikan tarif angkutan udara.

Kota yang tercatat mengalami inflasi rendah adalah Banyuwangi dan Jember. Masing-masing sebesar 0,01 persen.

Dengan terjadinya deflasi, maka inflasi tahun kalender Januari-Juli 2020 mencapai 0,98 persen dan inflasi tahun ke tahun (yoy) sebesar 1,54 persen. (an/qn)

Tags :
Kategori :

Terkait