Bertindak sebagai tim musafir. Borneo mesti bisa melakukan pengetatan pengeluaran tim. (Dian Adi/ Disway Kaltim)
Balikpapan, nomorsatukaltim.com- Borneo FC segera menjadi tim musafir pada lanjutan LIga 1 2020. Yang rencananya akan digulirkan Oktober mendatang. Pesut Etam sendiri sudah menentukan akan menjalani pemusatan latihan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pemilihan Yogyakarta sebagai tempat TC lantaran home base Liga 1 nanti berada di Pulau Jawa. Kondisi tersebut tentu membuat Borneo FC meski merogoh kocek lebih dalam.
Chief Marketing Borneo FC Novi Umar mengakui kondisi tersebut memberatkan klub. Karena tidak banyak sela mendapatkan uang untuk mengoperasionalkan klub. Karena selama ini Borneo FC dan tim Liga 1 lainnya masih bergantung pada penjualan tiket dan dukungan sponsor.
"Ya mau bagaimana lagi harus diikuti. Keputusan yang diambil demi keamanaan dan kesehatan semua. Mulai dari pemain, wasit, ofisial, dan semua pihak yang terlibat," kata Novi.
Selain tak bisa memaksimalkan pendapatan. Bermain di Pulau Jawa diakui Novi cukup membuat Borneo FC mengeluarkan dana yang tidak sedikit. Namun perkara finansial ini diharapkannya tak membebani tim. Terutama pemain.Yang terpenting saat ini Borneo FC mesti bisa meraih prestasi di Liga 1.
"Pemasukan tiket dipastikan tidak ada. Aktivasi dari sponsor juga seret. Tapi dengan situasi seperti ini semua harus menerima," tambahnya.
Surat resmi dari PSSI masih dinantikan Novi. Setidaknya dengan adanya surat resmi terkait kompetisi memudahkan manajamen menjelaskan ke sponsor.
Untuk mensiasati bengkaknya anggaran yang harus dikeluarkan selama menetap di Yogya. Langkah penghematan anggaran mulai dikaji. Efisiensi anggaran akan sangat menentukan jalannya klub mengarungi kompetisi di era pagebluk saat ini. (li/fdl/ava)