Otoritas Israel Ratakan Bangunan Karantina untuk Pasien Corona di Palestina

Kamis 23-07-2020,10:53 WIB
Reporter : Y Samuel Laurens
Editor : Y Samuel Laurens

Warga Palestina memprotes sikap Amerika Serikat yang mendukung aneksasi Tepi Barat oleh Israel. (Int)

Washington, Nomorsatukaltim.com – Warga Palestina mengatakan, pihak berwenang Israel mengklaim kurangnya izin bangunan untuk meratakan bangunan seluas 700 meter di Tepi Barat.

“Pusat (karantina) itu sedang dipersiapkan selama tiga bulan terakhir. Pendudukan Israel sepertinya berusaha menyebarkan virus di kota,” kata pemilik bangunan, Raed Meswada.

Meswada mengatakan, pembongkaran pusat karantina itu adalah bukti bahwa pendudukan Israel tidak peduli dengan wabah virus, yang tidak membedakan antara Palestina dan Israel.

Kementerian Kesehatan Palestina mengonfirmasi dua kematian dan 400 kasus COVID-19 di Tepi Barat selama 24 jam terakhir. Termasuk 119 kasus di Hebron. Hitungan di Tepi Barat dan Jalur Gaza sekarang mencapai 10.923 kasus. Termasuk 67 kematian.

Otoritas kesehatan Israel pada Senin (20/7) melaporkan 951 kasus dalam 24 jam terakhir, menjadikan total kasus negara itu menjadi 50.714. Termasuk 409 kematian.

Diketahui, kemerosotan dramatis dalam koordinasi antara Israel dan Palestina saat Israel berupaya menganeksasi wilayah Tepi Barat telah merugikan kedua pihak. Dalam upaya mereka menahan pandemi COVID-19.

“Sayangnya, situasi di lapangan dengan cepat dipengaruhi oleh peningkatan tajam kasus COVID-19 di Tepi Barat. Termasuk Yerusalem Timur serta di Israel,” ujar utusan khusus PBB untuk perdamaian Timur Tengah Nickolay Mladenov kepada Dewan Keamanan (DK).

“Saya juga prihatin bahwa kita telah mundur jauh dari koordinasi yang terjalin pada awal tahun, saat gelombang pertama virus menyerang. Situasi ini bisa berakibat serius pada kemampuan untuk mengendalikan penyebaran virus dan dampaknya pada kehidupan masyarakat,” kata Mladenov.

Di tengah keadaan yang belum pernah terjadi sebelumnya, Mladenov mengatakan, PBB telah menawarkan untuk meningkatkan perannya sebagai perantara antara kedua pihak. Untuk membantu merespons virus corona dan membantu memberikan rujukan bagi pasien dari Jalur Gaza yang terkepung.

“Namun demikian, ada batasan untuk apa yang dapat dilakukan oleh PBB dan organisasi lain. Setiap peningkatan tanggung jawab dalam konteks ini harus dibatasi dan diberi tenggat waktu dan tidak dirancang untuk menggantikan peran dan tanggung jawab otoritas Palestina atau pemerintah Israel,” katanya.

Pernyataan Mladenov disampaikan hanya beberapa jam setelah pasukan Israel pada Selasa (21/7) menghancurkan sebuah bangunan. Yang digunakan sebagai pusat karantina bagi orang-orang yang diduga tertular virus corona di Kota Hebron, Tepi Barat. (an/qn)

Tags :
Kategori :

Terkait