Ilustrasi olahraga renang. (Diadona)
Balikpapan, nomorsatukaltim.com- Cabang olahraga renang sudah memulai latihan awal Juli lalu. Adanya surat edaran Wali Kota Balikpapan terkait kelonggaran aktivitas olahraga membuat cabor renang tancap gas. Hanya saja dengan mengutamakan protokol kesehatan.
"Sebelum masuk area kolam itu sudah menjalani protokol kesehatan. Pihak kolam harus yang mempunyai standar seperti itu. Karena dari PB PRSI juga," kata Ketua Pengkot Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Balikpapan Ali Bausat, Rabu (22/7/2020).
Selain persiapan untuk Pra Porprov, memulai latihan kembali juga untuk menghadapi kejuaraan bergengsi Festival Akuatik Indonesia (FAI) Open Desember mendatang di Jakarta. Dia pun menegaskan bahwa atletnya akan diturunkan mengingat bakal diikuti seluruh perenang Indonesia.
Terkait peluang, Ali enggan pasang target. Perenang Balikpapan menurutnya masih kecil untuk meraih medali di event nasional itu. Terpenting saat ini atlet bisa dapat pengalaman berharga.
"Untuk event test saja, dan menambah jam terbang atlet. Kami bisa pastikan dari Kaltim didominasi atlet Balikpapan. Kita masih di bawah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, DKI Jakarta, dan Bali," tambahnya.
Harus diakui kelima daerah tersebut berprestasi lantaran fasilitas yang memadai. Bahkan Bali yang menjadi kekuatan baru mendominasi 30 persen atletnya di timnas. Hal itu berbanding terbaik dengan yang terjadi di Kaltim, khususnya Balikpapan.
"Mereka (Bali) menguasai kolam. Bayangkan latihan sehari itu setidaknya endurance 30 km. Bisa 4 jam latihan, kita masih 1,5 jam saja latihan," ujarnya.
Dirinya pun berharap wacana untuk membangun venue renang di Kota Minyak bisa terealisasi. Apalagi Balikpapan sejauh ini masih menjadi barometer untuk cabor renang. (fdl/ava)