Data Ekonomi Bikin Pesimis, Pemerintah Tetap Optimistis

Jumat 17-07-2020,11:30 WIB
Reporter : Yoyok Setiyono
Editor : Yoyok Setiyono

Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur mengakui ekonomi sedang berat. Namun hal itu wajar sebagai akibat wabah yang menyerang seluruh dunia. Penjabat Sekretaris Daerah Kaltim, Muhammad Sa’bani tetap optimis ekonomi tumbuh lagi pada kuartal III.

“Triwulan kedua ini kemungkinan agak lebih berat karena terjadi lonjakan kasus COVID-19. Bisa jadi pertumbuhan kontraksi. Kalaupun tidak negatif akan dibawah pada triwulan I/2020,” katanya.

Ia menjelaskan kontraksi itu terjadi karena adanya pembatasan aktivitas sosial yang menyebabkan ekonomi terhenti. Di sisi lain, penyebaran virus Corona semakin meluas dan belum menunjukkan tanda-tanda penurunan kasus positif baru.

“Pada akhir Maret, April, dan Mei angka kasus COVID-19 peningkatannya tajam. Aktivitas terbatas berdampak pada ekonomi. Walaupun ekspor masih tinggi dari impor, namun turun dari periode sebelumnya,” ujarnya. 

Pada masa pandemi, kata Sa’bani, kegiatan ekspor berjalan sesuai kontrak. “Akan tetapi mengalami kontraksi meskipun ekspor kita untuk memenuhi pasar dunia,” tandasnya. Karena itu, pada triwulan II/2020 ekonomi Kaltim dapat turun lebih dalam, dibanding periode sebelumnya.

Ia menjelaskan pada triwulan I/2020 ekonomi Kaltim juga lebih rendah apabila dibandingkan pada periode sebelumnya. Namun, pihaknya optimis pada triwulan III ekonomi Kaltim mulai bergerak. Karena aktivitas ekonomi sedang berjalan. Stimulus pemerintah juga mulai diserap, sehingga berdampak kenaikan konsumsi.

“Triwulan III sudah beradaptasi dengan relaksasi. Saya kira kalau ekonomi sudah jalan, investor mulai melirik untuk berinvestasi,” kata Sa’bani.

Ia mengatakan banyak peluang menggerakan ekonomi Kaltim. Persiapan menuju Ibu Kota Negara juga menjadi peluang dalam investasi. Sektor lainnya seperti industri hijau juga bisa digerakkan.

Industri hijau itu adalah bagaimana menggerakan ekonomi tanpa adanya limbah. Dimana limbah yang dihasilkan dari produk dapat bermanfaat dan menghasilkan nilai ekonomi. “Ada beberapa sumber daya alam yang bisa dilakukan untuk bisa membuat industri hijau. Tapi konsepnya harus disepakati,” tandasnya.

Sa’bani menjelaskan beberapa perusahaan sudah mengarah ke industri hijau khususnya olahan kelapa sawit. Namun hal ini tentu saja bertahap. Karena investasi untuk pengolahan produk sawit dan turunannya cukup besar. “Bagaimanapun di era sekarang ini perekonomian lagi lesu tentu investasi untuk pengolahan turunan mungkin agak sedikit kendur. Karena biaya investasi lebih mahal. Sementara provid margin belum begitu tebal itu yang menjadi perhatian,” beber Sa’bani.

Ia menambahkan ada berbagai aktivitas yang bisa mendukung green industri baik itu industri rumah tangga yang menghasilkan produk tersebut menjadi bermanfaat dan memiliki sisi ekonomi. “Saya melihat sudah mulai, konsep dukungan pembiayaan dan pemasaran,” katanya.

Selain itu, Sa’bani menilai untuk industri perkayuan juga akan menggeliat yang didorong oleh kebutuhan furniture untuk kebutuhan ibukota negara. “Persiapan IKN kebutuhan furniture perabotan akan meningkat,” pungkasnya. (fey)

Tags :
Kategori :

Terkait